Catatan Awal 2015, Komisi X DPR Ingin Jokowi Aplikatif
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pada awal tahun 2015, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PPP Reni Marlinawati mengharapkan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dapat memiliki konsep aplikatif di sektor pendidikan, kebudayaan, olahraga dan kebudayaan.
“Kami menginginkan konseps yang aplikatif di sektor pendidikan, kebudayaan, olahraga dan kepemudaan dari Pemerintahan Jokowi-JK,” kata Reni dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, Selasa (6/1).
Dia mengungkapkan salah satu target tujuan pembangunan millenium (MilleniumDevelopment Goals/MDGs) adalah pencapaian pendidikan dasar untuk semua yang harus dituntaskan pada tahun 2015. Namun jika merujuk data The United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2013, 96 persen anak-anak berusia 7-12 tahun bersekolah di SD.
“Artinya ada 4 persen anak-anak usia 7-12 tahun yang tidak sekolah SD,” kata Reni.
Pada tahun 2012, lanjut dia, UNICEF merilis 2,3 juta anak usia 7-15 tahun di Indonesia tidak bersekolah. Hal ini kian mengamanatkan pemerintah untuk segera menuntaskan permasalahan tersebut dengan serius pada tahun 2015. Instrumen Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang digulirkan pemerintahan Jokowi harus tepat sasaran.
“Jangan sampai, program ini mengulangi kesalahan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di era Gubernur Jokowi yang terbukti banyak salah sasaran,” tutur politisi PPP itu.
Kemudian perihal target reorganisasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi selesai pada akhir tahun 2014 kemarin, Reni mengatakan masih menunggu seperti apa bentuk dan wujudnya. Karena, menurut dia hingga sejak dibentuk, kementerian yang dipimpin Muhammad Nasir belum menunjukkan kinerja dan platform jelas.
“Saya harap tahun 2015 ini kementerian itu sudah bisa langsung bekerja dan menjalankan misi besarnya dalam mengkolaborasi hasil riset yang berbasiskan di perguruan tinggi,” ujar Reni.
Bidang Olahraga
Di bidang olahraga, salah satu Anggota Komisi X DPR itu mengomentari pembentukan Tim Sembilan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, menurut dia langkah itu merupakan ikhtiar yang harus ditunggu efektivitas dan hasilnya. “Tim Sembilan jangan dijadikan alat untuk mendongkrak prestasi dunia olahraga Indonesia. Karena, prestasi olahraga tidak bisa dilakukan dengan cara instan,” kata Reni.
Menurut dia, cara untuk meningkatkan prestasi olahraga adalah dengan memenuhi dan memperkuat infrastruktur, peningkatan pembinaan usia muda, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang meliputi integritas para pelatih dan wasit.
“Jadi, empat tugas pokok Tim Sembilan itu adalah perbaikan sistem, organisasi , pengelolaan dan pembinaan.
Namun, ia mempertanyakan masuknya sejumlah tokoh dengan latar belakang bidang hukum di Tim Sembilan. “Apa relevansinya dalam konteks empat tugas pokok tersebut?” ujar Reni.
“Jangan sampai Tim Sembilan justru menjadi blunder dan tidak menghasilkan apapun. Apalagi pembentukan tim ini pembiayaannya bersumber dari anggaran negara,” politisi PPP itu menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...