Catatan PGI untuk Papua
WAIBAKUL,SATUHARAPAN.COM-Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Sumba, Nusa Tenggara Timur, hari Kamis (7/11) mendengarkan laporan Majelis Pertimbangan PGI yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Andres Yewngoe.
Dalam laporan itu, disampaikan catatan PGI tentang Papua yang mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur di Papua.
Namun laporan itu juga mengajak PGI dan Gereja-gereja untuk mengingatkan pemerintah agar jangan hanya “membangun di Papua”, tetapi “membangun Papua.”
“Karena itu, Papua, khususnya orang asli Papua, mesti dihormati dan dihargai sebagai subjek. Orang Papua yang Melanesia tidak boleh dilihat dan diperlakukan lebih rendah dari orang Melayu. Dan mengingatkan pemerintah agar melakukan dialog setara dengan orang Papua.”
Catatan kedua adalah mengajak Gereja-gereja agar gerakan keesaan semakin mengindonesia. “Indonesia adalah bumi di mana Gereja-gereja kita hidup. Kita bukan hanya hidup di Indonesia, tetapi kita adalah Gereja-gereja Indonesia.”
“Karena itu, walaupun hanya sepele, menurut saya, nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, sudah mesti dipertimbangkan untuk diganti menjadi Persekutuan Gereja-gereja Indonesia,” kata Yewangoe.
Dan ditambahkan bahwa makna di balik usulan ini adalah “agar kita perlu menggulati isu-isu keindonesiaan sebagai bagian dari konteks berteologi dan bergereja. Kita tidak bisa menggereja tanpa mengindonesia,” katanya.
Sidang MPL- PGI ditutup hari ini di Waibakul, Sumba. Sedangkan Sidang akan dilanjutkan dengan Sidang Raya (SR) XVII PGI bertempat di Waingapu, Sumba yang akan berlangsung pada 8-13 November. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan membuka Sidang Raya ini.(pgi.or.id)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...