Cendekiawan Muslim Terharu Putrinya Salat Id Diantar Perempuan Kristen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Cendekiawan Muslim, Prof.Dr. Muhammad A.S Hikam, mengungkapkan sebuah peristiwa singkat namun tampaknya sangat membekas dan membuatnya terharu. Kisah itu menyangkut putrinya, Halida Hikam, yang saat ini sedang menuntut ilmu di Boston, Amerika Serikat, dan sedang merayakan Idul Fitri.
"Sahabat, baru saja (jam 08:00) pagi waktu setempat, anak saya mengirim foto sedang berjamaah salat Idul Fitri di salah sau masjid di kota Boston, Massachusetts, AS," tulis Ahli Peneliti Utama (APU) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), itu lewat akun facebooknya, Kamis (17/7).
Menurut putrinya, jamaah perempuan yang ikut sekitar 50 orang. Pria lebih banyak. "Dari gambar itu kelihatan hanya dua orang yang pakai mukena ala Indonesia, salah satunya anak saya," tulis Menteri Riset dan Teknologi (menristek) di era kepresidenan Abdurrahman Wahid..
"Yang buat saya mengharukan adalah, pagi ini anak saya diantar oleh "namboru" nya (beragama Kristiani) ke masjid, dan beliau dengan sabar menunggu di tempat parkir sampai peribadatan selesai. Sebuah tradisi toleransi di Indonesia yang tetap dipertahankan dan dilestarikan di manapun berada. Happy Eid 1436 H," tulis dia lagi.
(Catatan: Namboru adalah panggilan untuk adik perempuan bapak dalam tradisi Batak. Namun Namboru juga kerap jadi sapaan untuk seorang perempuan yang dianggap seperti kerabat yang mengasuh dan mengayomi).
Kesan yang sedikit kurang mengenakkan justru ia alami tatkala mengikuti salat Id di sebuah masjid di Pamulang Timur, dekat kawasan tempat dirinya bermukim. Ia setiap tahun menjalankan salat Id di sana, dan selama ini ia merasa bagus dan khusyuk. Tetapi kali ini agak lain. "Baru kali ini kebanyakan pidato di luar khotbah," kata dia, lewat pesan Facebooknya kepada satuharapan.com
"Saya tiap tahun salat Id di sana. Tetapi baru kali ini kebanyakan pidato di luar khotbah. Makanya saya kritik,". kata Hikam. Menurutnya pidato-pidato tersebut sangat panjang. Juga hanya membeberkan keberhasilan-keberhasilan, sudah mirip seperti kampanye. Sedangkan persoalan korupsi, menurut dia, tidak disinggung.
Ia mengakui, isi khotbah sendiri bagus, yang kurang dapat ia terima adalah pidato-pidato sebelum khotbah. "Sayang sekali, Idul Fitri saya tahun ini dirusak oleh Panitia. Insya Allah tahun depan saya salat Id di masjid lain saja," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...