Cerdas Memilih
Tidak membeli kucing dalam karung.
SATUHARAPAN.COM – Pilkada serentak semakin dekat pelaksanaannya. Publik pun cukup antusias menyambut pilkada serentak edisi perdana ini. Namun, antusiasme publik harus diikuti dengan kecakapan melihat latar belakang peserta pilkada. Fenomena memilih pemimpin seperti membeli kucing dalam karung harus segera ditinggalkan. Bagaimanapun, kita membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab tantangan zaman. Pemilih perlu cerdas menilai peserta pilkada.
Pertama, tidak melakukan politik uang. Ini penting, karena sudah bisa dipastikan, calon pemimpin yang mengandalkan politik uang akan melakukan praktik untuk menggantikan dana kampane ketika berkuasa. Kedua, menelaah program yang dijanjikan. Publik harus bisa membaca secara cermat apakah program para calon sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Bagaimana kita melakukannya? Salah satunya dengan menganalisis pemberitaan di media massa karena media merupakan sarana yang paling sering digunakan untuk memengaruhi opini masyarakat. Hanya saja kita harus jeli membaca media karena tak sedikit media yang berafiliasi dengan kandidat tertentu.
Menurut Bernad Bass, profesor dari Universitas Binghamton, ada dua tipe pemimpin yang bisa dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam memilih figur ,yaitu pemimpin transaksional dan transformasional. Keduanya sama bagusnya tergantung konteks daerah yang dipimpin dan karakteristik budaya masyarakatnya. Dalam melakukan visi dan misinya, pemimpin transaksional menerapkan reward dan punishment untuk organisasi yang dipimpinnya; sedangkan pemimpin transformasional lebih fokus kepada penerapan nilai-nilai yang baik pada visi misinya, . Karakteristik kedua tipe pemimpin ini dapat kita amati pada saat mereka sedang memimpin sebuah institusi. Inilah pentingnya mengetahui rekam jejak kandidat yang akan kita pilih.
Tidak menggunakan hak politik memang tidak melanggar hukum. Namun, yang tak boleh dilupakan, ada potensi penyelewengan surat suara terhadap warga yang tidak ikut memilih. Sebaiknya kita tetap menggunakan hak pilih karena bagaimanapun juga pilkada tetap akan berlangsung. Suka tidak suka, seorang kandidat akan terpilih menjadi pemimpin daerah.
Jadi, sudah siapkah kita menganalisis dan memilih calon pemimpin masa depan? Selamat memilih!
Editor: Yoel M. Indrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...