China: Jurnalis Warga Yang Dipenjara Dalam Kondisi Sakit
Zhang Zhan dipenjara karena menyabarkan informasi awal pandemi COVID-19 di Wuhan, China. Dia memprotes dengan melakukan mogok makan.
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Seorang jurnalis warga dari China yang menjalani hukuman empat tahun setelah melaporkan tahap awal pandemi COVID-19 di kota Wuhan dalam kondisi sakit setelah dia melakukan mogok makan yang berlangsung lama, menurut sebuah pengacara yang berbicara dengan keluarganya.
Zhang Zhan dirawat di rumah sakit pada 31 Juli dan sekarang beratnya kurang dari 40 kilogram, menurut pesan yang dikirim oleh ibu Zhang Zhan ke sebuah grup di media sosial China. Pihak berwenang memberi tahu keluarga bahwa kesehatannya buruk dan menyuruh mereka datang ke penjara, kata Peng Yonghe, seorang pengacara yang berbicara dengan ibu Zhang tentang kunjungan itu.
Orang tua dan saudara laki-lakinya pergi ke Shanghai pada 2 Agustus tetapi hanya diizinkan untuk berbicara dengannya melalui telepon. “Kami hanya berharap dia bisa keluar dari penjara, karena mogok makannya benar-benar mengkhawatirkan,” kata Peng.
Rumah sakit di penjara China umumnya tidak dilengkapi dengan baik, kata Jane Wang, seorang aktivis Humanitarian China, sebuah kelompok yang berbasis di Ametrika Serikat yang didirikan oleh para pembangkang China. Wang membantu menyebarkan pesan ibu Zhang lebih luas.
“Ini bukan fasilitas medis yang layak,” kata Wang. Publikasi kasusnya telah membawa ekspresi dukungan untuk Zhang, termasuk dari Tan Binlin, yang mengadakan demonstrasi sendiri pada 4 Agustus di kotanya di Provinsi Hunan. Tan meminta pihak berwenang untuk membiarkannya mencari perawatan medis yang tepat.
Ibu Zhang tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Pengadilan Shanghai memvonis Zhang Desember lalu atas tuduhan "menimbulkan pertengkaran dan memprovokasi masalah," tuduhan yang tidak jelas yang sering digunakan dalam kasus-kasus politik.
Zhang sejak awal melakukan mogok makan, kemudian mulai makan setelah kesehatannya menurun, kata Wang, mengutip salah satu pengacara Zhang.
Telefon ke kantor di Administrasi Penjara Shanghai tidak dijawab pada hari Selasa (17/8).
Pihak berwenang menahan Zhang pada Mei tahun lalu ketika China meningkatkan sensor untuk mengendalikan narasi tentang pandemi, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan. Pemerintah telah menghadapi tuduhan bahwa mereka menutupi kesalahan langkah awal dan menunda rilis informasi penting yang akan membantu memperlambat penyebaran virus.
Zhang telah melakukan perjalanan ke Wuhan tak lama setelah kota itu dikunci ketat pada Februari tahun lalu, dengan jutaan penduduk dilarang pergi.
Dia mengunggah lusinan video ponsel pendek ke YouTube, menunjukkan jalan-jalan yang sepi dan tanda-tanda kehidupan lainnya di bawah penguncian.
Salah satunya mendokumentasikan kunjungannya ke kantor polisi di mana Dr. Li Wenliang telah ditegur karena menyebarkan berita tentang wabah di mana dia mencoba bertanya tentang kasusnya. Yang lain menunjukkan seorang penjaga keamanan berulang kali memukul teleponnya dan mengancamnya saat dia memfilmkan perselisihan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Satgas Damai Cartenz: Guru Honorer Tewas Ditembak di Kabupat...
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM- Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Rahmadani, menga...