Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 21:58 WIB | Jumat, 18 Oktober 2013

China Panggil Duta Besar Jepang atas Kunjungan ke Yasukuni

Kuil Yasukuni di Tokyo Jepang. (Foto: japan-guide.com)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - China memanggil duta besar Tokyo pada Jumat (18/10) untuk memprotes kunjungan yang dilakukan menteri kabinet dan sejumlah anggota parlemen Jepang ke kuil perang Yasukuni yang kontroversial, kata kementerian luar negeri Beijing.

“Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhenmin, memanggil duta besar Jepang untuk China untuk menunjukkan protes dan kecaman keras,” ujar juru bicara Hua Chunying kepada para wartawan.

Kunjungan tersebut “merupakan upaya terang-terangan untuk menutupi sejarah agresi militerisme Jepang dan untuk menentang hasil Perang Dunia II dan putusan internasional pascaperang,” tambah Hua.

“China dengan tegas menentang hal tersebut.”

Di Tokyo, Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Yoshitaka Shindo menekankan bahwa dia memberikan penghormatan di kuil itu sebagai seorang individu, dan menurunkan potensi hancurnya diplomasi.

Perdana Menteri Shinzo Abe pada Kamis (17/10) memberikan hadiah simbolis ke kuil tersebut, dalam apa yang dianggap sebagai sebuah tanda bahwa dia tidak akan berkunjung.

“Hanya dengan menghadapinya dan sungguh-sungguh merenungkan sejarah agresinya Jepang bisa menarik pelajaran dari sejarah dan membuka masa depan untuk hubungan dengan tetangganya di Asia,” ujar Hua.

Kontraversi Kuil Yasukuni berawal dari pemakaian kuil ini sebagai tempat persemayaman arwah sejumlah penjahat perang Jepang dari Perang Dunia II. Kuil ini mencatat semua nama tanpa prasangka. Semua orang dianggap sederajat tanpa memandang status sosial, jasa-jasa mereka semasa hidup, atau faktor-faktor lainnya.

Satu-satunya persyaratan untuk dapat diabadikan di kuil ini adalah meninggal dunia untuk Kekaisaran Jepang. Pemilik kuil merasa tidak ada alasan untuk tidak memasukkan orang-orang yang dihukum karena kejahatan mereka. Ikut dimasukkannya nama-nama penjahat perang Jepang menyebabkan ketegangan politik, terutama dengan China, Taiwan dan Korea Selatan yang berpendapat Jepang telah mengingkari semua kesalahannya semasa Perang Dunia II.

Pendukung Kuil Yasukuni berpendapat bahwa menolak memasukkan arwah penjahat perang ke dalam kuil ini berarti tidak mengakui masa dinas mereka untuk Kekaisaran Jepang, sekaligus mengingkari keberadaan mereka dan mengingkari mereka telah berbuat kejahatan atas nama Kaisar Jepang.

Kontroversi Kuil Yasukuni terus berlanjut tidak hanya setiap kali politikus Jepang datang berkunjung ke Kuil Yasukuni, melainkan juga ketika politikus non-Jepang datang berkunjung. (AFP/wikipedia)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home