COVID-19, Kekurangan Oksigen, Vaksinasi Remaja dan Penyekatan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekurangan pasokan oksigen karena jumlah pasien COVID-19 yang sakit kritis yang membutuhkannya meningkat, kata sejumlah pejabat. Ini terjadi ketika jumlah kasus baru COVID-19 dan korban meninggal meningkat tajam.
Hari Selasa (6/7) secara nasional berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19, kasus baru mencapai lebih dari 31 ribu dan kasus pasien meninggal mencapai lebih rati 700 orang.
“Akibat kebutuhan (oksigen) meningkat tiga sampai empat kali lipat, distribusi terhambat,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Pemerintah meminta produsen oksigen untuk mendedikasikan pasokan penuh mereka untuk kebutuhan medis dan akan mengimpornya jika diperlukan, kata Pandjaitan pada konferensi pers virtual.
Pernyataan itu muncul setelah Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikit, mengatakan pemerintah menjamin pasokan oksigen untuk pasien COVID-19 pada hari Senin (25/7).
Setidaknya 63 pasien COVID-19 telah meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito di kota Yogyakarta sejak Sabtu, 33 di antara mereka karena pemadaman pusat pasokan oksigen cair, meskipun rumah sakit beralih menggunakan tabung oksigen selama periode itu, kata juru bicara rumah sakit, Bani Hermawan.
“Kondisi mereka yang memburuk memberikan kontribusi paling besar terhadap kematian mereka,” kata Hermawan.
Pasokan oksigen sentral rumah sakit beroperasi kembali pada pukul 4:45 pagi hari Minggu setelah 15 ton oksigen cair dikirim. Oksigen medis datang dalam bentuk cair dan terkompresi.
Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengatakan rumah sakit membutuhkan oksigen lebih banyak dari sebelumnya karena meningkatnya jumlah pasien COVID-19 di provinsi tersebut. “Kami membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen. Tapi bukan berarti tidak ada pasokan sama sekali,” katanya.
Luhut mengatakan, masa inkubasi virus berarti jumlah orang yang terinfeksi akan terus meningkat hingga pertengahan Juli. “Ke depan bisa meningkat lagi kalau tidak disiplin,” katanya. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...