Crimea Bentuk Pasukan Bela Diri, Memperkuat Pemisahan dengan Ukraina
CRIMEA, SATUHARAPAN.COM – Otorita Crimea yang pro Rusia berusaha meningkatkan klaim mereka untuk melepaskan diri sebagai bagian dari Ukraina, pada hari Senin (10/3) dengan membentuk tentara relawan yang bersumpah setia di depan Perdana Menteri Crimea, Sergei Aksyonov.
Mereka menggenggam senapan Kalashnikov di dada mereka dan mengenakan seragam militer bulu. Sebanyak 36 relawan bergantian untuk bersumpah "membela rakyat Crimea".
Sebelumnya, wartawan berkumpul berbicara dengan Aksyonov yang mengenakan rompi tahan peluru di balik jaketnya, dan dilindungi oleh dua pengawalnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada para relawan atas "pengabdian pada masa sulit ini". "Anda sekarang bagian dari benteng membela rakyat Crimea," kata dia.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa 186 relawan telah bergabung dengan unit baru "pasukan bela diri” setelah pasukan pro Moskow mengambil alih kekuasaan di wilayah itu, menyusul krisis politik di Ukraina. Mereka mengumumkan niat untuk bergabung dengan Rusia melalui referendum yang akan diselenggarakan pada hari Minggu.
"Kami tidak punya niat untuk berperang dengan siapa pun," kata Aksyonov. "Kami hanya ingin bebas menentukan nasib kami sendiri. Itulah mengapa kami membuat angkatan bersenjata. Setelah referendum mereka dapat diintegrasikan ke dalam tentara Rusia."
Aksyonov mengatakan bahwa tentara Ukraina yang tetap berada di Crimea yang sebagian besar di dalam basis tentara Rusia dapat bergabung dengan pasukan pro Rusia atau meninggalkannya.
"Setelah referendum mereka harus meninggalkan ... atau mereka menjadi warga negara dan bersumpah demi republik otonom Crimea atau Federasi Rusia." (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...