Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sabar Subekti 10:40 WIB | Minggu, 14 Juli 2024

Daftar Spesies Terancam Punah Tambah 1.000, Ada Upaya Konservasi Yang Memberi Harapan

Seekor lynx iberia di Taman Nasional Donana, Aznalcazar, Spanyol pada 28 September 2018. (Foto: dok. AP/Antonio Pizzaro)

SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 45,000 spesies terancam punah—lebih banyak 1,000 dari tahun lalu—menurut organisasi konservasi internasional yang menunjuknya sebagai akibat dari perubahan iklim, spesies invasif, dan aktifitas manusia seperti perdagangan gelap dan perluasan infrastruktur.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) merilis daftar merah terbaru dari spesies yang terancam punah pada hari Kamis pekan lalu. Pada hari jadinya yang ke-60 ini, daftar ini memberi peringatan akan hewan dan tumbuhan yang di ambang kepunahan, tetapi di satu sisi juga menekankan kisah keberhasilan hasil konservasi dari lynx iberia.

Di dalam daftar ini masuk sebanyak 163,040 spesies, dengan peningkatan sekitar 6,000 sejak tahun lalu. Kaktus copiapoa, tumbuhan asli dari gurun pesisir Atacama di Chile, serta gajah borneo dan kadal besar Gran Canaria berada di daftar spesies yang terancam punah, menurut data dari IUCN.

Tren Media Sosial di Antara Pendorong Kepunahan

Kaktus copiapoa sudah lama diidamkan sebagai tanaman hias, mendorong adanya perdagangan gelap yang diperkuat oleh media sosial di mana para pedagang dan peminat memamerkan dan menjual kaktus mereka.

Secara mengejutkan, saat ini 82% dari spesies yang ada terancam punah, sebuah peningkatan drastis dari 55% di tahun 2013, menurut laporan yang ada.

IUCN mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh lonjakan permintaan kaktus Chili di daerah Eropa dan Asia sebagai tanaman hias. Para penyelundup dan pemburu gelap memfasilitasi perdagangan ini, dan telah mendapatkan akses menuju habitat tanaman tersebut dengan bantuan perluasan jalan dan perumahan di area Atacama.

“Sangat mudah untuk membedakan apakah kaktus copiapoa sebuah hasil buruan atau hasil penanaman di rumah kaca,” kata Pablo Guerrero, anggota IUCN dari tim tanaman. “Copiapoa hasil buruan berwarna keabuan dan memiliki lapisan mirip debu pada bunganya yang melindungi tanaman tersebut dari salah satu gurun terkering di Bumi, sedangkan yang hasil budidaya akan terlihat lebih hijau.”

Kabar terbaru di 2024 juga menekankan bahwa gajah asia di Kalimantan sebagai salah satu hewan yang terancam punah. Perkiraan saat ini hanya ada sekitar 1,000 gajah borneo di alam liar, menurut analisa dari IUCN.

Populasinya berkurang dalam 75 tahun belakangan terutama karena penebangan besar-besaran di hutan Kalimantan yang menghancurkan habitat para gajah. Konflik dengan manusia, hilangnya habitat karena perkebunan, perkembangan pertambangan dan infrastruktur, perburuan, paparan dengan bahan kimia dari pertanian, serta mengalami tabrakan dengan kendaraan menjadi alasan terancamnya spesies gajah tersebut menurut laporan IUCN.

Daftar tersebut juga mengungkap penurunan yang “mengejutkan” pada reptil endemik—kadal raksasa dan mengkarung—di Kepulauan Canary dan Ibiza akibat dimangsa oleh ular yang populasinya cukup invasif.

Pemulihan Luar Biasa Salah Satu Spesies

Sebuah kisah yang bertolak belakang, upaya konservasi telah berhasil memulihkan lynx iberia dari ambang kepunahan, dengan populasinya yang bertambah sebanyak 62 ekor lynx dewasa di 2001 menjadi 628 di 2022 dan lebih dari 2,000 pada saat ini.

Setelah menjadi salah satu dari spesies kucing liar yang paling terancam kepunahannya di dunia, populasi mereka menurun sebanyak 87% dan angka betinanya turun sebanyak lebih dari 90% pada tahun 1985-2001, menurut Kelompok Internasional untuk Kucing yang Terancam Punah yang berbasis di Kanada.

Spesies ini berhasil diselamatkan dengan pemulihan semak mediterania dan habitat perhutanan sebagai tempat tinggal alami lynx iberia, serta meningkatkan populasi mangsa utamanya, yaitu kelinci Eropa. Upaya konservasi juga terlibat dalam meningkatkan keragaman genetik lynx dengan merelokasi mereka ke daerah baru dan membiakkan mereka di lingkungan yang terkendali.

Sejak 2010, lebih dari 400 lynx iberia telah diperkenalkan kembali ke beberapa wilayah di Portugal dan Spanyol, menurut IUCN.

Ini merupakan ‘pemulihan luar biasa dari spesies kucing yang pernah kita capai melalui konservasi’, kata Fransisco Javier Salcedo Ortiz, yang memimpin tindakan konservasi terhadap lynx iberia.

Tetapi dengan ancaman yang masih tersisa, yang kebanyakan berasal dari berkurangnya populasi mangsa mereka, pemburuan dan kecelakaan lalu lintas, Salcedo Ortiz mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan untuk memastikan populasi lynx iberia dapat bertahan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home