Damai: Mulai dari Diri Sendiri
SATU HARAPAN.COM Datanglah , Ya, Raja Damai. Demikianlah tema Natal PGI/KWI 2013, yang berisi harapan karena damai telah menjadi komoditas yang mahal harganya. Pertanyaannya, jika Raja Damai datang, bersediakah kita diperintah dalam damai-Nya? Dengan kata lain, bersediakah kita hidup dalam damai-Nya?
Bagaimanakah mengupayakan hidup semacam itu? Mulailah dari diri sendiri! Artinya, kita perlu berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu. Mustahil berdamai dengan orang lain, jika kita belum berdamai dengan diri sendiri. Kita perlu menerima diri kita apa adanya.
Jika seseorang belum mampu menerima kelemahan dirinya, sulitlah bagi dia menerima kelemahan orang lain. Dia suka melemparkan kesalahan kepada orang lainlebih suka cari kambing hitam. Semua orang tampak salah di matanya.
Demikian pula sebaliknya. Seseorang akan sulit menerima kekuatan orang lain, jika dia belum menerimaatau belum menemukankekuatan dirinya. Kenyataan itulah yang membuatnya iri kala menyaksikan kesuksesan orang lain. Padahal, kata anak muda era 80-an: Sirik tanda tak mampu!
Keserakahanjika ditelusuriberakar pada ketidakmampuan berdamai dengan keadaan diri sendiri. Ketidakmampuan bersyukur atas apa yang ada membuat orang merasa perlumumpung ada kesempatanbertingkah laku korup. Ujung-ujungnya: orang lain menderita!
Jika setiap orang mampu mensyukuri berkat yang dia terima dari Tuhan, dia tak perlu lagi menjadi serigala terhadap sesamanya. Kedamaian bukan lagi utopia! Lagi pula, bukankah kita pun sering mengucap dalam doa Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya?
Kedamaian berawal pada kemampuan diri mensyukuri keberadaan diri sebagai anugerah Tuhan! Belajar bersyukur sungguh mutlak perlu dalam hidup bersama dengan orang lain.
Akhirnya, Selamat Natal!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Wapres Lihat Bayi Bernama Gibran di Pengungsian Erupsi Lewot...
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi seorang b...