Perempuan Hebat
SATUHARAPAN.COM Tahun ini perempuan itu berusia 68 tahun. Dia adalah seorang ibu dari sembilan orang anak dan sebelas cucu. Setahun belakangan ini dia tidak lagi bekerja mencari nafkah. Dia hanya mengunjungi anak-cucunya di berbagai daerah.
Tahun 1998 silam, suaminya meninggal dunia. Meninggalkan sembilan harta karun yang tidak bisa di jualanak-anaknya. Sejak itu, perempuan yang sebelumnya tidak bekerja ini, harus membanting tulang untuk mencukupkan kebutuhan dirinya dan anak-anaknya yang masih kuliah dan sekolah. Baru tiga orang anaknya yang bekerja.
Karena tak tamat sekolah rakyat, ia bertani selama tiga tahun. Hanya saja ia merasa bahwa penghasilannya tak sebanding dengan pengorbanannya. Ia lalu mencoba berjualan di kaki lima di pasar pagi. Yang dijualnya kentang kupaskentang sebesar bola pingpong dikuliti, dicuci bersih, dan dikeringkan. Sudah sebelas tahun ia berjualan kentang kupas.
Selama sebelas tahun, ia harus bangun pukul tiga pagi untuk berangkat ke pasar dan kembali dari pasar sekitar pukul 11 siang. Istirahat sebentar, ia harus menguliti kentang sejak pukul 3 sore hingga 11 malam bersama anak-anaknya. Tangis, duka, kesal sesekali hinggap pada perempuan ini, namun Ia tidak pernah mengeluh. Ia seperti Maria yang menyimpan semua perkara di dalam hatinya. Keberhasilan anak-anaknya satu demi satu menyelesaikan perkuliahan menjadi tawa, suka, kesenangan baginya.
Perempuan itu adalah Ibu kami. Perjuangan, kerja keras, ketekunan, kegigihannya menjadi teladan bagi kami. Teladan yang menginspirasi. Saya rasa itulah yang dilakukan setiap ibu di dunia bagi anak-anak mereka: menginspirasi.
Terima kasih, Ibu!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...