Dan Ahok pun Menangis
Terkadang yang kita lakukan terhadap orang lain tidak senilai dengan yang mereka terima.
SATUHARAPAN.COM – Enam belas tahun lalu, seseorang yang saya kenal tiba-tiba memusuhi saya. Dia yang sebelumnya biasa bertegur sapa, tiba-tiba memalingkan wajahnya saat berjumpa dengan saya. Tentu saja saya bertanya-tanya, apa sebabnya? Ternyata menurutnya saya melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap dirinya.
Berulang kali saya mencoba mengajaknya berbincang, namun dia bersikukuh dengan sikapnya. Saya sangat menyesal karena dalam mimpi sekalipun saya tidak mungkin melakukan perbuatan tercela yang dia tuduhkan pada saya saat itu. Namun, kekukuhannya tidak bergeser sedikit pun saat saya berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Kejadian enam belas tahun itu terbayang kembali ketika menonton sidang Ahok pada 13 Desember 2016. Ahok berusaha menjelaskan apa yang ada di benaknya, bahkan sampai meneteskan air mata. Mungkin dia resah, mungkin dia kecewa, mungkin dia juga menyesal karena apa yang dikatakannya mendapat respons berbeda. Tetapi, masyarakat dan pejabat hukumlah yang nanti akan memutuskan.
Kejadian ini memberikan pelajaran pada kita semua bahwa terkadang apa yang kita lakukan terhadap orang lain, tidak tentu senilai dengan yang mereka terima. Dan karenanya, diperlukan mawas diri dan kehati-hatian dalam bermasyarakat.
Tiba-tiba saya pun menangis melihat sidang itu, teringat kejadian 16 tahun silam. Seandainya saya dapat menyapukan kuas pada langit di atas sana… saya sungguh tidak melakukan perbuatan yang kamu tuduhkan pada saya… mengapa kamu bergeming?
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Populasi China Turun untuk Tahun Ketiga Berturut-turut
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-Populasi China turun untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2024, den...