Danau Ledulu di NTT, Salah Satu Habitat Penting Kura-kura Rote Yang Terancam Punah
SATUHARAPAN.COM-Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dan banyak species flora dan fauna endemik yang hanya ditemukan di Indonesia. Salah satunya adalah kura-kura rote yang meniami habitat lahan basah, termasuk di Danau Ledulu, Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sayangnya, satwa yang nama ilmiahnya Chelodina mccordi ini terancam punah dan populasinya terus menurun, bahkan habitatnya berada di luar kawasan konservasi. Kura-kura ini dikenal juga sebagai kura-kura leher ular.
Kura-kura rote adalah salah satu dari 32 spesies kura-kura di Indonesia dan merupakan salah satu kura-kura paling langka di dunia (Turtle Conservation Coalition, 2018). Kura-kura ini adalah spesies endemik Pulau Rote yang terdaftar sebagai satwa prioritas konservasi nasional melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 57/Menhut-II/2008 pada Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional.
Selain itu, spesies ini juga telah dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/2018. Sedangkan IUCN menetapkan status kura-kura rote (Chelodina mccordi) di Pulau Rote terancam punah (critically endangered).
Ini mendapat perhatian Balai Besar KSDA NTT dan WCS-IP yang kemudian berkomitmen bekerja sama program pengembangan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan konservasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui penandatanganan Rencana Kerja Tahunan (RKT) periode kedua Tahun 2023, khususnya pada kura-kura rote.
Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud, dari laman Kmenterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan ada 35 danau di Kabupaten Rote Ndao yang menjadi habitat kura-kura rote. Namun pada tahun 2005 tercatat hanya sembilan danau yang masih menjadi habitat spesies ini. Jumlah itu terus menurun tajam menjadi hanya tiga danau di tahun 2012, yaitu Danau Peto di Kecamatan Rote Tengah, Danau Ledulu di Kecamatan Rote Timur, dan Danau Lendo Oen di Desa Daurendale Kecamatan Landu Leko.
Kerja sama itu berusaha menginisiasi upaya repatriasi 13 individu kura-kura rote dari Amerika Serikat melalui Singapore Zoo pada tanggal 23 September 2021, seluruhnya ditampung sementara di Instalasi Karantina Hewan (IKH) milik Balai Besar KSDA NTT.
Selama di IKH, kura-kura rote menjalani perawatan, pemberian pakan, pengecekan kesehatan, pengukuran berat badan, pemantauan perilaku secara rutin sebagai bagian dari proses habituasi dan pemulihan sifat liar. Setelah melalui proses habituasi selama kurang lebih satu tahun, maka tahap selanjutnya adalah soft release ke habitatnya di Danau Ledulu di Pulau Rote.
Tahap reintroduksi melalui soft release pertama tahun 2023 ini, tahap selanjutnya adalah repatriasi batch ll yang akan dilaksanakan juga pada tahun 2023. Country Director WCS-IP, Noviar Andayan,i menyebutkan bahwa pihaknya telah bersepakat dan berkomitmen meningkatkan upaya konservasi kura-kura rote.
“Untuk mendukung keberhasilan reintroduksi kura-kura rote ke habitat aslinya di Pulau Rote maka perlu memperhatikan kondisi habitat kura-kura rote, selanjutnya untuk menjaga dan melindungi habitat tersebut perlu mendapat dukungan dari masyarakat sehingga masyarakat sekitar harus kita perhatikan melalui program pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi pilar pendukung utama dalam upaya konservasi khususnya pelestarian kura-kura rote,” kata Noviar.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...