Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:38 WIB | Senin, 09 Desember 2013

Demonstran Rubuhkan Patung Lenin di Kiev

Para demonstran anti pemerintah merubuhkan patung Vladimir Lenin di Kiev, Minggu (8/12) malam. (Foto: cnn.com)

KIEV, SATUHARAPAN.COM – Massa demonstran di ibu kota Ukraina, Kiev, hari Minggu (8/12) menggulingkan patung pendiri negara Uni Soviet, Vladimir Lenin. Mereka menyerang dan menghancurkan patung itu dengan palu.

Demonstrasi ini menentang keputusan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovich, yang menunda perjanjian perdagangan dan asosiasi dengan Uni Eropa, dan sebaliknya merencanakan membangun hubungan ekonomi yang lebih erat dengan Rusia.

Penggulingan patung itu sebagai simbol penolakan atas  kekuasaan Moskow yang mereka sebut sebagai mencengkeram ekonomi Ukraina. Para pemimpin oposisi mengatakan bahwa ratusan ribu demonstran terus menekan Yanukovich untuk mundur dari pemerintahan.

Para pengunjuk rasa  menggunakan tali dan menarik patung itu hingga rubuh dan memukulinya dengan palu. Kemarahan para demonstran telah berkembang terhadap pemerintahan dan kemudian terhadap pemerintah Kremlin.

Aksi protes ini disebut-sebut sebagai yang terbesar sejak protes jalanan pada kurun 2004 – 2005 dalam Revolusi Orange di Ukraina yang meruakan bekas negara dalam Uni Sovyet.

Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah mundur dan diselengggarakan pemilu. Mereka juga menduduki Lapangan Kemerdekaan di Kiev dengan mendirikan tenda.

Seruan Dialog

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, menyerukan Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych, untuk melakukan dialog dengan saingannya saat protes besar-besaran mencengkeram Kiev, kata PBB.

Sebuah pernyataan PBB mengatakan Ban "menyampaikan keprihatinan mengenai situasi di Ukraina, menekankan bahwa tidak boleh ada tempat untuk kekerasan dan menyerukan dialog damai antara semua pihak yang terkait."

Pernyataan itu menambahkan bahwa Ban "menyambut jaminan (Yanukovych) bahwa konsultasi akan dimulai untuk meredakan situasi itu."

Penolakan pemerintah Ukraina untuk menandatangani pakta penting Uni Eropa, dalam menghadapi tekanan Rusia, telah memicu krisis politik terbesar di negara itu sejak Revolusi Oranye Tahun 2004.

Sekitar 200.000 demonstran pro-Uni Eropa membanjiri Kiev sebelumnya dalam satu unjuk kekuatan terhadap Yanukovych, dan menuduhnya "menjual" Ukraina kepada Rusia. (AFP / ria.ru / huffingtonpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home