Demonstrasi Memprotes Produk Rekayasa Genetik di Berbagai Negara
MUNICH, SATUHARAPAN.COM – Jutaan orang di berbagai kota di seluruh dunia dilaporkan melakukan unjuk rasa menolak produk makanan dari pertanian yang mengalami modifikasi genetic. Demonstrasi ini ditujukan kepada perusahaan raksasa Monsanto.
Dominic Titus (30) bergabung dalam aksi tersebut dan mengorganisir melalui jejaring social. Di Munich, sekitar 300 orang di ibukota Bavaria itu bergabung dalam aksi global.
Beberapa informasi menyebutkan bahwa aksi ini dilakukan oleh ribuan orang di sejumlah kota di dunia. Namun angka yang pasti sulit didapatkan, karena ada yang menyebutkan jumlahnya hingga jutaan orang. Beberapa Negara yang disebutkan bergabung dalam aksi itu adalah Amerika Serikat, Australia, Belanda dan Argentina, serta Jerman. Kantor berita RIA Novosti melaporkan bahwa demonstrasi digelar di 400 kita di 55 negara.
Para demonstran menuduh bahwa perusahaan untuk berusaha membentuk monopoli pada makanan dengan benih yang dimodifikasi secara genetik. Hal itu memaksa petani menjadi ketergantungan. Mereka mengatakan, perusahaan memiliki hubungan dekat dengan politisi dan ilmuwan.
Menurut mereka, upaya itu adalah penguasaan paten atas kehidupan itu sendiri. Tentang bahaya produk hasil rekayasa genetik sendiri terus menjadi perdebatan. Sementara itu, seperti diberitakan situs dw.de, Ursula Luttmer dari Monsanto Jerman mengatakan, "Rekayasa genetika aman."
Monsanto adalah perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dan bergerak dalam produk makanan dari hasil rekayasa genetika. Di seluruh dunia, perusahaan ini juga terlibat dalam perdagangan terbesar benih rekayasa genetika. Monsanto membeli perusahaan-perusahaan benih lain dan terus berkembang.
Perusahaan ini didirikan lebih dari 100 tahun yang lalu,dan Monsanto memiliki kantor cabang di lebih dari 60 negara. Kemudian perusahaan ini fokus pada bidang pertanian, menjual bibit dan herbisida yang menyertainya.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...