Detik-Detik Kelahiran Bayi Gajah Rimbani Terekam Baik di CCTV
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anak gajah yang lahir di Taman Nasional Tesso Nilo pada 1 Juni lalu kini punya nama. Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi nama anak gajah itu Rimbani.
Situs web WWF Indonesia mengabarkan hal pemberian nama itu pada unggahan tertanggal 29 Juni. Pemberian nama itu diumumkan resmi Wapres pada saat pembukaan Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nasional di Jakarta pada 10 Juni 2016 lalu, didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Rimbani lahir tepat pukul 03:30 WIB pada 1 Juni 2016, di Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan,Riau, dan proses kelahiran terekam CCTV. Kurang lebih setengah jam sebelumnya, Lisa, induknya, sudah menunjukkan tingkah laku tidak tenang. Kemudian, dengan posisi badan sudah setengah jongkok, Lisa mengejan, hinga akhirnya melahirkan.
Lisa, salah satu anggota Elephant Flying Squad, tim yang bertugas melakukan penanganan konflik manusia-gajah di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo, membersihkan bayinya dan mengajarkannya berdiri. Proses itu terpantau dengan cukup baik oleh CCTV yang dipasang di tempat yang disiapkan untuk menyambut kelahiran anak gajah itu, di Camp Elephant Flying Squad.
Mahout dan dokter hewan yang mengetahui kelahiran itu tetap memantau perkembangan anak gajah, dan akhirnya pada pukul 07.46, bayi tersebut untuk pertama kali berhasil menyusu induknya.
Rimbani adalah anak ketiga Lisa. Kelahiran Rimbani dinilai istimewa karena baru kali ini kelahiran gajah terekam cukup baik meski lewat CCTV. Pemberian nama dari Wapres menambah keistimewaan bagi Rimbani dan tentunya harapan baru bagi konservasi gajah di Indonesia khususnya di Tesso Nilo.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Darmanto, menyatakan, pemberian nama Rimbani kepada anak gajah Flying Squad menjadi penyemangat untuk meningkatkan upaya lebih nyata dalam perlindungan gajah dan habitatnya di Taman Nasional Tesso Nilo.
Taman Nasional Tesso Nilo adalah hutan dataran rendah yang tersisa di Sumatera. Kawasan itu juga merupakan habitat gajah yang memiliki populasi terbesar di Riau dengan perkiraan sekitar 150 ekor gajah.
Pada tahun 2004, WWF bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Riau untuk pertama kalinya mengoperasikan teknik penanganan konflik khususnya di sekitar Tesso Nilo dengan menggunakan gajah terlatih atau lebih dikenal dengan Elephant Flying Squad. Lisa merupakan salah satu dari empat ekor gajah terlatih tersebut.
Program Manajer WWF Program Sumatera Tengah, Wishnu Sukmantoro, menyatakan, “WWF mengucapkan terima kasih atas pemberian nama Rimbani. Kami berharap Rimbani menjadi simbol harapan hutan Tesso Nilo akan dapat kembali menjadi hutan rimba yang layak menjadi habitat gajah Sumatera.” (wwf.or.id)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...