DGD Serukan Gereja Ikut Atasi Kelaparan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja-gereja Dunia (DGD / World Council of Churches) menggelar kampanye peduli dan aksi mengatasi kelaparan, dan menyerukan gereja dan masyarakat Kristen di seluruh dunia untuk peduli pada pertanian berkelanjutan dan keadilan pangan.
Tidak ada tempat di dunia untuk kelaparan, kata penyelenggara kampanye bertema ‘’Makanan untuk Kehidupan’’ (Food for Life), Ecumenical Advocacy Alliance (EAA) DGD. Pekan ini (11-18/10) menjadi kesempatan gereja dan komunitas Kristen menjalankan aksi menanggulangi tragedi kelaparan dan bertindak bersama-sama untuk keadilan makanan.
Disebutkan bahwa sekarang ini di seluruh dunia terdapat sekitar 800 juta orang (atau setidaknya satu dari sembilan orang) mengalami kekurangan gizi kronis. Di wilayah sub Sahara Afrika, angkanya lebih tinggi: satu dari empat orang yang kekuarangan gizi kronis.
Namun di sisi lain, sekarang ini ada 1,4 miliar orang di dunia yang kelebihan berat badan (obesitas atau kegemukan). Hal ini menandai ada ketidak-adilan dalam distribusi pangan dui dunia.
Kampanye Pangan untuk Kehidupan oleh DGD bertujuan meningkatkan kesadaran pada pertanian dan praktik pertanian berkelanjutan yang membantu individu dan komunitas mengembangkan ketahanan pangan dan memerangi kemiskinan.
Dr Manoj Kurian, koordinator EAA, menegaskan bahwa mengakhiri kelaparan adalah goal kedua Pembangunan berkelanjutan PBB. "Komunitas agama harus berada di jantung upaya global ini. Iman kita dan nilai-nilai dasar kita mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak dasar untuk bebas dari kelaparan dan kekurangan gizi,’’ kata dia.
‘’Kita semua dapat menentukan pilihan makanan kita dan panggilan untuk mengubah kebijakan yang menjamin hak atas pangan bagi semua orang," kata Kurian.
Kegiatan Aksi
Kampanye ini dilangsungkan dalam pekan yang penuh peringatan, yaitu Hari Pangan Dunia (16 Oktober), Hari Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (13 Oktober), Hari Internasional untuk Wanita Pedesaan (15 Oktober) dan Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan (17 Oktober).
Beberapa tindakan yang direncanakan oleh organisasi, antara lain Presbyterian Hunger Programm menyelenggarakan pawai di El Salvador pada Hari Pangan Dunia, dan pembahasan keadilan pangan dan lingkungan, serta advokasi hukum kepemilikan tanah bersama para pemimpin gereja.
Assosiasi Fransiskan India dan Kongregasi Suster Little Flower of Bethany India menyelenggarakan konsultasi dan advokasi tentang hukum dan ketahanan pangan. Di Kanada diselenggarakan acara "Doa. Beri. Advokasi.’’ Yang diselenggarakan Canadian Foodgrains Bank.
Memberikan bantuan makanan bagi orang kelaparan di Kenya dan Sudan Selatan dilakukan melalui lembaga World Vision, dan fellowship oleh DGD Gereja Kristen diselenggarakan di Afrika Barat.
Kampanye ini juga upaya mencari jawaban dari pertanyaan tentang : "Apakah gizi merupakan bagian bisnis atau lebih sebagai hak asasi manusia?" yang akan menjadi topik ‘’Right to Food and Nutrition Watch 2015’’, sebuah publikasi tahunan yang memantau kebijakan pangan, yang akan diluncurkan di markas badan pangan dunia (FAO) di Roma, Italia pada Jumat (9/10).
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...