Di Luar Dugaan IMF Sambut Baik Bank Infrastruktur Tiongkok
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, mengatakan ia menyambut pendirian bank infrastruktur baru yang digagas oleh Pemerintah Tiongkok -- lembaga yang telah menarik dukungan dari Eropa dan skeptisisme dari Washington.
Berbicara pada hari Senin (23/3), Lagarde membuat komentar saat ia mengakhiri kunjungan lima hari ke Tiongkok dan setelah sejumlah negara Eropa mengumumkan niat mereka untuk bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang dipimpin Tiongkok itu.
Langkah-langkah Inggris, Jerman, Prancis, Italia dan lain-lainnya telah menyebabkan kekhawatiran di Amerika Serikat dan Jepang, yang masing-masing memimpin Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berbasis di Manila.
Beberapa kalangan melihat bank baru itu sebagai pesaing kedua lembaga tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah ia bertemu Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Lagarde memuji "upaya-upaya mengesankan" Beijing untuk reformasi di berbagai bidang termasuk memerangi korupsi, pengendalian polusi dan "membuka jalan untuk lebih banyak bekerja sama dengan dunia".
"Saya menyambut berbagai inisiatif Tiongkok di kawasan ini, termasuk melalui pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia," katanya.
Tiongkok telah merangkul keinginan Eropa untuk mengambil bagian dalam lembaga baru itu, sehingga media pemerintah mengklaim bahwa AS berisiko terpinggirkan.
Beijing menawarkan lembaga dengan modal awal 50 miliar dolar AS itu sebagai alat untuk membantu memenuhi kesenjangan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan regional di Asia.
Namun para pejabat AS telah menyatakan hati-hati di tengah kekhawatiran lembaga itu bisa merusak Bank Dunia.
Lagarde juga mengatakan IMF menyambut perjalanan lama Beijing untuk memasukkan yuan dalam keranjang mata uang cadangan IMF. "Kami akan bekerja secara erat dengan pemerintah Tiongkok dalam hal ini."
Kunjungan Lagarde dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan di ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Para pemimpin utama Tiongkok mengatakan perekonomian berada dalam transisi halus dari beberapa dekade pertumbuhan tahunan dua digit, ke yang baru, yaitu model lebih lambat dan lebih berkelanjutan, sebuah tahap yang mereka telah cap sebagai "normal baru".
"Ini akan mengarah menjadi lebih lambat, lebih aman, dan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan -- dengan fokus pada inovasi dan kewirausahaan -- yang akan baik untuk Tiongkok dan rakyatnya, serta baik untuk dunia," kata Lagarde.(Ant/AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...