Di Luar Dugaan Zona Euro Kembali Alami Deflasi
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Inflasi zona euro turun secara tidak terduga ke angka negatif 0,1 persen pada September, menurut data pada Rabu (30/09), menunjukkan bahwa dampak bahaya dari penurunan harga bisa kembali menyerang Eropa.
Analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan level nol setelah naik 0,1 persen pada Agustus.
Kembalinya ke teritorial negatif akan menambah tekanan terhadap European Central Bank untuk meningkatkan program stimulusnya yang dimaksudkan untuk menangkal deflasi dan mempertahankan perekonomian untuk tetap berada di jalurnya, ujar mereka.
Sebelumnya pada bulan ini, kepala ECB Mario Draghi memperingatkan bahwa inflasi di zona euro akan kembali negatif dalam beberapa bulan mendatang, bahkan jika itu hanya sementara.
Pada Maret, ECB meluncurkan rencana stimulus satu triliun euro (sekitar Rp16,3 kuadriliun) yang berjalan hingga September tahun depan guna membawa inflasi mendekati target 2,0 persen.
Kekhawatirannya adalah akan terjadi deflasi jika konsumen menunda pembeliannya dengan harapan bisa membeli yang lebih murah, yang pada gilirannya mendorong perusahaan untuk menunda investasi, menciptakan lingkaran setan penurunan permintaan dan sedikitnya lapangan pekerjaan.
Skema ECB tersebut awalnya menunjukkan tanda-tanda bekerja, perlahan-lahan mendorong inflasi kembali di ekonomi inti zona euro seperti Prancis dan Jerman.
Tapi kenaikan kini terhenti di Jerman, ekonomi terbesar zona euro.
ECB meyakini bahwa penurunan harga saat ini didorong oleh anjloknya harga minyak.
“Efek pelambatan inflasi yang disebabkan oleh anjloknya harga energi akan bersifat sementara,” ujar Jens Weidman, kepala bank sentral Jerman dan anggota dewan ECB, Selasa.
Namun, analis berpendapat bahwa ECB harus meningkatkan program Pelonggaran Kuantitatifnya untuk memastikan penurunan ke wilayah negatif hanya akan berlangsung sementara. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...