Di Samosir, Jokowi Disambut Adat Batak dan Dikenakan Ulos Berkat
SAMOSIR, SATUHARAPAN.COM-Dalam kunjungan ke Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Presiden Joko Widodo disambut dengan prosesi adat Batak, pada hari Rabu (2/2). Ini dilakukan ketika Jokowi hendak menyeberang dari Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, ke Pelabuhan Ambarita, Kabupaten Samosir.
Sebelum menaiki kapal feri, Jokowi mendapatkan kain ulos yang diselempangkan di pundak kanan. Ketua 1 Lembaga Adat Dalihan Natolu Kabupaten Toba, Jonang MP Sitorus, menyebut bahwa ulos yang diberikan adalah sebagai pertanda penyambutan yang sangat mendasar dari rakyat kepada pemimpinnya.
“Satu helai yang bernama Ulos Pinussaan. Ulos Pinussaan itu artinya ulos pembungkus berkat, agar Bapak Presiden diberkati Tuhan dalam memimpin bangsa Indonesia dan tetap menjalankan roda pemerintahan Indonesia tetap diberkati Tuhan, diberi kesehatan, diberi nikmat,” katanya.
“Ulos itu hanya bisa dipakai orang yang sudah punya cucu. Kami tahu Bapak Presiden sudah diberkati Tuhan dengan cucu, maka Bapak Presiden sudah berhak memakai Ulos Pinussaan itu,” tambahnya.
Setelah kain ulos diberikan, prosesi adat dilanjutkan dengan penaburan beras. Menurut Jonang, prosesi ini memiliki makna meminta berkat kepada Tuhan dan diharapkan berkat tersebut datang kepada tamu yang datang ke tanah Batak.
“Itu adalah sebuah prosesi penyambutan setelah ulos itu diberikan, maka beras itu ditaburkan ke atas, yaitu meminta berkat dari Tuhan dan sebagaimana beras itu beramai-ramai turun ke bumi setelah ditaburkan ke atas, seperti itulah ramainya berkat itu kepada tamu yang datang ke tanah Batak,” ungkapnya.
Selain itu, kedua prosesi tersebut juga merupakan cara untuk menghargai nilai-nilai dasar budaya masyarakat yang ada di sekitar Danau Toba. Diharapkan, tamu yang disambut juga diberikan keselamatan.
“Kita tetap menghargai adat Batak itu dengan memberikan ulos dan penaburan beras sebagai lambang keselamatan yang sudah diberikan Tuhan kepada rombongan dan Bapak Presiden tiba di Ajibata,” katanya.
Presiden juga tampak menjatuhkan jeruk purut ke Danau Toba yang dimaknai sebagai nilai-nilai dasar bagi orang Batak yang sudah turun-menurun bahwa jeruk purut ini bisa menyembuhkan penyakit dan bisa menyembuhkan hati bagi warga masyarakat di kawasan Danau Toba.
“Kita berharap dengan dijatuhkan oleh Presiden jeruk purut ke Danau Toba bahwa Danau Toba ini akan menjadi danau yang aman, danau yang tenang untuk dilalui semua pelayaran-pelayaran yang ada di Danau Toba,” ungkapnya.
“Dirangkai lagi dengan memercikkan air yang suci dari cawan dengan daun beringin yaitu pertanda bahwa kapal-kapal yang akan berlayar di Danau Toba ini adalah kapal yang tetap dilindungi dan diberkati, disertai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” tandasnya.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...