Diduga Teroris Brussels akan Serang Fasilitas Nuklir
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Aksi terorisme yang terjadi hari Selasa (22/3) di Brussels menargetkan Bandar Udara Zaventem, Brussels dan Stasiun Molenbeek, namun bila terorisme tersebut menargetkan fasilitas nuklir di Belgia maka kemungkinan akan ada ancaman serius kehidupan.
“Jika teroris berhasil menyerang fasilitas nuklir Brussels, mungkin ada kerugian serius kehidupan," kata anggota organisasi non pemerintah Nuclear Threat Initiative (NTI), Page Stoutland, seperti diberitakan New York Times, hari Kamis (31/3).
“Saya mempertanyakan seperti ini, karena saya mendengar ada berita Belgia memeriksa fasilitas nuklir pasca serangan tersebut,” dia menambahkan.
Page mengemukakan saat ini terdapat lebih dari 400 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia, tetapi tidak ada langkah-langkah keamanan yang sama agar mereka tetap aman.
Media berbahasa Prancis yang terbit di Belgia, Derniere Heure (DH) dan dikutip kembali New York Times pada Sabtu (26/3) melaporkan aksi penembakan terhadap petugas keamanan yang bekerja di instalasi nuklir.
“Petugas itu ditemukan tewas di wilayah Charleroi dan kartu akses masuk miliknya telah raib,” menurut juru bicara kepolisian Belgia, Eric Van Der Sypt.
Eric belum mau mengeluarkan pernyataan apa pun atas kasus ini seperti apakah kasus pembunuhan ini terkait dengan aksi teror di Brussels atau tidak.
Di Belgia, terdapat dua PLTN yakni di Kerncentrale van Doel, Beveren dan di Tihange. Anggota Nuclear Threat Initiative lainnya, Andrew Bieniawski mengemukakan bila diledakkan di kota besar, bom nuklir dapat menyebabkan kerusakan ekonomi lebih dari puluhan triliun rupiah.
Bieniawski mengemukakan banyak orang yang telah menjalankan bisnis harus direlokasi, bila benar-benar terjadi terorisme bersenjata nuklir mengingat kecelakaan nuklir di Chernobyl, Ukraina yang telah terjadi lebih dari satu dekade yang lalu.
Nuclear Threat Initiative – seperti dijelaskan situs resminya, nti.org – adalah organisasi non pemerintah, non-partisan yang didirikan di Amerika Serikat, organisasi ini memberi saran dan masukan kepada berbagai negara terkait dengan bahaya nuklir.
Bieniawski mengemukakan skenario yang paling dahsyat yakni bila ada sekelompok ekstrem radikal mencuri bahan-bahan uranium yang berfungsi sebagai bom nuklir. NTI, Bienawski menambahkan logis kemungkinan Lahore, Pakistan dan Brussels, Belgia sebagai sasaran terorisme karena ada kemungkinan organisasi radikal dan ekstremisme menyasar pusat uranium di negara tersebut.
Jumlah korban meninggal dunia dalam serangan bom di Bandara Zaventem dan stasiun kereta api Brussels hari Selasa (22/3) bertambah menjadi 31 jiwa dan kemungkinan masih akan meningkat seperti disampaikan oleh Pusat Krisis Belgia pada hari Minggu (27/3). Data dari Pusat Krisis Belgia juga mengatakan 28 dari 31 korban tewas diidentifikasi secara resmi, yang terdiri atas 15 korban dari bandara dan 13 korban dari stasiun kereta Molenbeek.
New York Times menggarisbawahi para pemimpin dunia yang hadir dalam Nuclear Security Summit (Konferensi Tingkat Tinggi/KTT) Nuklir 2016 tidak hanya membahas perkembangan nuklir saja sebagai energi, namun diperkirakan akan beradu argumentasi ilmiah tentang kemungkinan kelompok radikalisme yang melancarkan aksi di berbagai kota besar di dunia yang mulai menargetkan pusat-pusat pengayaan uranium atau nuklir.
Pada KTT Nuklir 2010, di Washington D.C, Presiden Barack Obama Amerika Serikat (AS) menyerukan pendekatan keamanan bersama.
“Cara yang paling efektif untuk mencegah teroris dari memperoleh bahan untuk bom nuklir adalah melalui keamanan nuklir yang kuat," kata Obama kala itu.
Sepekan sebelum KTT Nuklir, Obama dalam pernyataan resmi menjelang KTT Nuklir, menggarisbawahi upaya pencegahan kelompok yang diduga ekstremis, radikalisme dan terorisme agar jangan sampai mendapatkan bahan nuklir.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Kepresidenan AS, Ben Rhodes mengemukakan pemerintah AS memprediksi kemungkinan terorisme menargetkan bahan nuklir.
“Pemerintah (AS) tahu organisasi teroris memiliki keinginan untuk mendapatkan akses ke bahan baku dan memiliki perangkat nuklir," kata Ben Rhodes seperti diberitakan Russian Today, hari Rabu (30/3).
Namun, Gedung Putih mengatakan tidak ada indikasi tersebut dalam waktu dekat, karena Obama menggarisbawahi tentang keamanan nuklir
"Dari semua ancaman terhadap keamanan global dan perdamaian, yang paling berbahaya adalah proliferasi dan potensi penggunaan senjata nuklir,” kata Obama.
Obama mengemukakan saat KTT Nuklir diselenggarakan kali pertama di Praha, Republik Cek dia menjelaskan AS berkomitmen menghentikan persebaran senjata nuklir.
Meskipun AS dan sekutunya masih khawatir tentang Korea Utara, Obama meyakini ancaman Iran mereda karena telah berlangsung kesepakatan nuklir beberapa waktu lalu.
Obama menggarisbawahi satu dekade setelah Perang Dingin, ancaman perang nuklir antara negara adidaya malah memberikan peluang ke organisasi yang diduga radikal, karena mengetahui cara-cara pembuatan senjata nuklir mematikan.
Pada sela-sela KTT, Presiden Obama berencana bertemu dengan para pemimpin Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang, yang semua berbagi AS kekhawatiran tentang program nuklir Korea Utara. Namun Presiden Rusia Vladimir Putin menolak untuk hadir.
Pernyataan resmi Gedung Putih, hari Rabu (30/3) menjelaskan penyelenggaraan KTT Nuklir yakni negara-negara yang berpartisipasi sepakat mengamankan sumber-sumber bahan radiologi, dan uranium.
Direktur Eksekutif Informasi dan Layanan Sumber Daya Nuklir (Nuclear Information Resource Service/NIRS) Tim Judson mengemukakan aksi terorisme dengan nuklir bisa menyerang sebuah fasilitas yang relatif terlindungi.
Judson mengatakan – seperti diberitakan CBS, hari Kamis (31/3) – sulit melihat bagaimana pemerintah bisa mencegah seperti bom nuklir dan kemungkinan ancaman keamanan lainnya. “Pemerintah Belgia tidak yakin apakah reaktor aman untuk beroperasi lagi," kata Judson. (nytimes.com/nti.org/ cbsnews.com/rt.com).
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...