Setelah Brussels, Teroris Rencana Ledakkan Bandara London
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah akun instagram (@albaniii1) – yang mengaku setia kepada kelompok ekstrem radikal Islamic State Iraq and Syria (ISIS) – menjelaskan ancaman keamanan di benua Eropa masih akan berlanjut, karena setelah ledakan di Bandar Udara (Bandara) Zaventem, dan Stasiun Kereta Molenbeek, Brussels, Belgia maka kelompok tersebut diyakini akan menggelar aksi serupa terhadap Bandara Gatwick, London, Inggris.
Situs berita Inggris Daily Mail menjelaskan hari Kamis (31/3) bahwa di akun instagram tersebut bernama al-Albani yang mengisyaratkan pada negara Albania, namun Daily Mail menduga pemilik akun tersebut dari London, Inggris.
“Saya (akun instagram @albaniii1, red) membuat video tentang UK (Kerajaan Britania Raya, red), dan sangat lucu karena sekarang mereka ((Kerajaan Britania Raya, red) meningkatkan keamanan dengan biaya berlipat ganda daripada saya membuat video ini ," tulis akun instagram @albaniii1 seperti diberitakan Daily Mail.
Ia memperingatkan para jihadis akan membawa pembantaian ke bandara terbesar kedua di negara itu dengan menggunakan pasukan rahasia yang dikirim dari Suriah.
Dalam akun instagramnya, dia mengubah deskripsi biografi pada account-nya, menggunakan tiga emoticon menunjukkan pesawat terbang, kebakaran dan ledakan.
di akunnya memasang kata “Gatwick”, bagi warga Inggris Gatwick erat dengan salah satu bandar udara di kota London, Inggris.
Pendapat Pakar
Direktur Studi Keamanan Internasional di Royal United Services Institute (RIS), Raffaello Pantucci menanggapi serius berita mengenai ancaman akun instagram tersebut
“Jika seseorang mengancam bandara, pihak berwajib harus memeriksanya,” kata Pantucci.
Pantucci menambahkan ancaman dari media sosial bukan berarti tidak ada ancaman, namun diperlukan langkah mendalam untuk memverifikasi apakah ancaman tersebut nyata atau tidak.
“Belakangan ini di Eropa – terutama setelah serangan Paris (November 2015, red) – banyak kelompok yang merencanakan serangan cenderung tidak disiarkan ke seluruh dunia,” kata Pantucci.
Pantucci mengemukakan kelompok yang menggunakan akun-akun palsu kemungkinan orang yang mencari perhatian.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Investigasi Pemberantasan Terorisme Terencana Inggris, Steve Emerson mengemukakan bahwa bila ada satu orang yang menggunakan akun di media sosial maka belum dapat dipastikan orang tersebut terlibat langsung aksi terorisme.
“Hanya karena mem-posting pernyataan yang menunjukkan dukungan atas serangan Brussels dan menyebutkan sesuatu tentang Gatwick, itu tidak berarti banyak,” kata Emerson.
Emerson mengemukakan saat ini di dalam media sosial terdapat banyak akun dan ratusan ribu jumlahnya di seluruh dunia.
“Pemilik akun tersebut berasal dari berbagai latar belakang berbeda sehingga pemerintah sebuah negara kesulitan mengendalikan mereka, pemerintah sebuah negara tidak memiliki banyak waktu membedakan ancaman asli dan yang palsu,” kata Emerson.
Brussels
Dalam kaitan lebih lanjut dengan aksi terorisme yang dilakukan kelompok ekstremisi beberapa waktu lalu Kepolisian Bandara Zaventem, Brussels telah mengklaim setidaknya 50 orang yang menyatakan setia kepada ISIS.
“Ketika Kepolisian memeriksa orang-orang ini (yang diduga kuat loyalis terhadap ISIS, red), kami mendapat daftar yang cukup panjang karena saat ini setidaknya ada 50 pendukung negara Islam yang bekerja di bandara,” sebut pernyataan resmi Kepolisian Belgia seperti diberitakan Express, hari Kamis (31/3).
“Loyalis (pendukung ISIS,red) bekerja di sana sebagai petugas bagasi, pembersih dan staf katering,” lanjut pernyataan resmi tersebut.
Kepolisian mengatakan mereka telah memeriksa secara internal beberapa petugas kepolisian yang memberi akses masuk kepada loyalis tersebut ke bandara.
Kepolisian bandara mengatakan mereka mengangkat isu terorisme ke permukaan, namun tanpa berniat menimbulkan kecurigaan terhadap anggota staf tertentu.
(dailymail.co.uk/express.co.uk).
Editor : Bayu Probo
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...