Dimas Chairullah: Anak Petani Yang Jadi Education Influencer
SATUHARAPAN.COM-Dimas Chairullah adalah mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang berasal dari Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar.
Saat ini, dia menetap di MABES PAI UIN Walisongo dan merupakan mahasiswa dari jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Semester enam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Selain sebagai mahasiswa, Dimas juga aktif sebagai konten kreator dengan akun @positif_dimas23 yang memiliki 242 ribu pengikut di Instagram dan sudah verified Instagram dan TikTok. Kontennya berkaitan dengan tips tugas kuliah, pengalaman mahasiswa, serta trik-trik selama studi.
Awalnya, ide kontennya muncul karena melihat teman-temannya yang sering menyalin tugas dari Google. Konten tersebut mendapatkan respons positif di TikTok dan Instagram.
Namun, menjadi konten kreator bukan tanpa hambatan. Dimas menghadapi tantangan seperti keterbatasan peralatan, seperti kamera, lampu, dan mikrofon. Ia hanya menggunakan handphone sehari-hari dan cahaya matahari untuk pencahayaan. Waktunya sering bertabrakan dengan jadwal kuliah, dan ia harus mengedit sendiri dengan aplikasi sederhana. Meskipun mendapat kritik dari teman-temannya, ia terus bersemangat.
Ia sempat vakum selama dua bulan, tetapi kembali dengan semangat setelah melihat teman-temannya yang menyalin tugas dari internet.
Menurut Dimas, menjadi konten kreator penuh dengan tantangan, mulai dari kritikan hingga kurangnya dukungan dari orangtua.
“Ada banyak tantangan terutama komenan dan hujatan orang, tapi saya yakin apapun yang kita buat pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka, selagi yang saya berikan ilmu yang bermanfaat walaupun sedikit akan terus saya berikan, karena di balik itu ada banyak yang nge-DM saya karena merasa terbantu dengan konten yang saya buat. Untuk dukungan orangtua memang tidak ada, karena orang tua saya tidak paham akan dunia yang seperti ini karena latar belakang pendidikan orang tua saya yang hanya tamatan SD, tapi saya yakin suksesnya konten saya pasti karena doa orang tua,” katanya.
Dimas Chairullah tidak hanya dikenal sebagai seorang mahasiswa, tetapi juga seorang penulis.
Beberapa karya tulisannya yang sudah diterbitkan dan memiliki ISBN antara lain “Menari di Atas Hujan” (2020), “Senyuman Terakhir Wahyu” (2020), “Buku Genre Hebat” (2021), “Kenapa Harus Aku” (2021), “Genggam Tanganku Tuk Yang Terakhir” (2021), “Hilang Tapi Ada” (2022), serta “Allah, Izinkan Hambamu Terbang” (2023). Dan baru-baru ini dimas kembali mengeluarkan buku self improvement yang berjudul “Kamu Pasti Bersinar, Ini hanya Soal Waktu”.
Dalam dunia penulisan, Dimas menghadapi banyak tantangan, termasuk menemukan waktu untuk menulis di tengah kesibukan perkuliahan dan kegiatan organisasi kampusnya. Meski seringkali mengalami kesulitan dan kebuntuan dalam menulis, Dimas selalu bisa mengatasi hal tersebut dengan mendengarkan musik yang memotivasi.
Bukti keberhasilannya sebagai penulis adalah lima novelnya yang mendapat penghargaan dari Rektor UIN Walisongo, Semarang.
Belakangan ini, Dimas juga berhasil memenangkan kompetisi Lomba News Anchor di tingkat mahasiswa KIPK Se PTN Indonesia. Dia juga baru saja menyelesaikan magang Sebagai Reporter di salah Media di Jakarta, Ia juga mendapat undangan dari TVRI untuk berdiskusi mengenai peran Content Creator di saluran digital dan menerima penghargaan dari Yayasan Duta Inspirasi Indonesia yang didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang diserahkan di gedung DPR/MPR RI pada acara Rakornas 2 Duta Inspirasi Indonesia.
Sebagai seorang pembicara yang aktif di berbagai acara, Dimas telah memperoleh gelar Non Akademik Certified Public Speaker (CPS) dan telah menjadi pembicara di event International maupun nasional yang sudah lebih dari 270 event lebih baik acara seminar, webinar mulai dari topik Public Speaking, Personal Branding, hingga kesehatan mental di berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Prestasi Dimas juga mencakup penghargaan seperti Juara 2 Duta Genre Kabupaten Tanah Datar 2021, Juara 3 Duta Lingkungan UIN Walisongo, Semarang, Duta Inspirasi Indonesia 2022 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Duta Inisiatif Indonesia 2022 untuk Provinsi Jawa Tengah, serta tiga penghargaan lainnya di tahun 2023. Ia juga dikenal sebagai Student Ambassadors LEADS Indonesia 2021 dan Walisongo Campus Ambassadors.
Selain kesibukannya di kampus sebagai penulis dan konten kreator, Dimas juga mendirikan komunitas peduli kesehatan mental, curhatinaja.id. Alasan utamanya mendirikan komunitas tersebut adalah kepeduliannya terhadap kesehatan mental generasi muda, meskipun ia sendiri bukan mahasiswa psikologi.
“Yah memang aku bukan anak psikologi, ya kak, dan itu memang membuat orang sampai sekarang juga sering bertanya-tanya, tapi aku adalah anak yang sangat peduli akan kesehatan mental. Aku melihat banyak anak muda yang gak peduli akan kesehatan mentalnya. Maka dari itu, aku mendirikan komunitas peduli kesehatan mental dan menurutku untuk bergerak mengabdi ke masyarakat gak harus nunggu anak psikologi dulu, selagi kita bisa yuk bareng bareng!” katanya.
Dimas pun berpesan kepada generasi milenal untuk tidak bermalas-malasan dalam meraih cita-cita karena menurutnya terkadang yang kerja keras saja masih kesusahan menggapai apa yang dia impikan apalagi yang bermalas-malasan.
“Pesan aku cukup satu yang kerja keras saja, masih kesulitan menggapai apa yang dia impikian, apalagi kita yang bermalas-malasan. Ingat kita mungkin bisa menunda waktu semau kita tapi waktu tidak akan bisa menunggumu,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Bethlehem Persiapkan Natal, Muram di Bawah Bayang-bayang Per...
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM-Nativity Store di Manger Square telah menjual ukiran kayu zaitun buatan t...