Ditengah Teror di Paris, Seorang Muslim Dipuji sebagai Pahlawan
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Di tengah otoritas di Perancis hari Sabtu (10/1) bekerja mengumpulkan data kejadian di super market halal di Paris, di mana seorang pria bersenjata dan empat sandera meninggal pada hari Jumat (9/1), tersebar pujian melalui online bagi karyawan muda yang disebutkan menyelamatkan nyawa beberapa pelanggan dengan menyembunyikan mereka di ruang pendingin (cold storage).
Karyawan super market itu, Lassana Bathily, 24 tahun, telah disebutkan dalam berita di Prancis sebagai seorang Muslim dari Mali yang bekerja di super market, Hyper Cacher, dekat Porte de Vincennes di timur Paris.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran BFMTV Perancis, Bathily mengatakan dia mengantar sekitar 15 orang ke ruang bawah tanah setelah pria bersenjata menyerbu masuk ke toko itu. Dia kemudian mematikan listrik dan lampu.
"Kita terkunci di sana," katanya. "Saya mengatakan kepada mereka untuk tenang, tidak membuat suara apapun, jika dia mendengar bahwa kami berada di sana, dia bisa datang dan membunuh kami," kata dia.
Kemudian setelah empat jam pengepungan, Bathily memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu dan mencoba melarikan diri melalui lift barang yang mengarah ke loteng. Dia mengajak orang lain untuk bergabung dengannya, katanya, tetapi mereka khawatir bahwa pria bersenjata, yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Amedy Coulibaly, dapat mendengar mereka jika mereka menggunakan rute melarikan diri, dan memutuskan untuk tetap tersembunyi.
Ketika Bathily melarikan diri dan muncul dari atap, sementara Coulibaly masih berada di dalam, dia diperintahkan oleh polisi untuk berbaring dan meletakkan tangannya di atas kepalanya. "Saya sedikit bingung," katanya kepada BFMTV, bisa saja dia dianggap keliru sebagai seorang militan.
Bathily kemudian ditahan dan diborgol "selama satu jam setengah," katanya, tapi akhirnya dia membantu pemerintah merencanakan operasi mereka untuk membebaskan para sandera dengan menggambarkan tata letak toko dan meyakinkan polisi bahwa mereka aman bisa mendobrak pintu depan toko itu tanpa membahayakan warga sipil di dalamnya.
Para pelanggan yang bersembunyi di ruang bawah tanah juga berhubungan dengan polisi melalui telepon, kata Bathily.
Ketika orang-orang yang dia sembunyikan keluar pada akhir pengepungan, Bathily mengatakan, "mereka mengucapkan selamat kepada saya. Mereka mengatakan, '”ungguh, terima kasih untuk memikirkan semua ide-ide." Aku berkata, "Tidak apa-apa, Inilah kehidupan."
Bberita heroik itu menyebar pada hari Sabtu, dan banyak muncul pada jejaring sosial yang berkomentar karena keberaniannya, bahkan ada yang mengatakan dia pantas mendapatkan penghargaan Legion of Honor, penghargaan tertinggi Perancis, atau mendapatkan kewarganegaraan Prancis. (The New York Times)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...