Djarot Tak Ambil Pusing Hasil Elektabilitas Turun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku tak ambil pusing terhadap adanya hasil survei publik yang menyatakan elektabilitasnya tengah menurun.
"Biar saja berbagai macam survei memberi angka berapa. Kita lihat saja tanggal 15 Februari 2017 nanti, ujar Djarot usai blusukannya di Jalan Dewi Sartika Gang Budi Taman Harapan RT 012/03 Nomor 21 Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny Januar Ali (LSI Denny JA) merilis hasil survei tentang elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Survei dilakukan terkait penetapan tersangka kepada calon gubernur nomor 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
LSI Denny JA melakukan survei pada periode 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka secara langsung menggunakan kuesioner. Margin of error kurang lebih 4,8 persen.
Meski Ahok baru ditetapkan sebagai tersangka pada hari Rabu (16/11) kemarin. Namun, peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan dalam survei tersebut sudah diselipkan pertanyaan soal status tersangka Ahok.
"Walaupun Ahok ditetapkan sebagai tersangka baru tanggal 15 November, kita menyelipkan poin pertanyaan, jika Ahok menjadi tersangka, mana pasangan yang akan anda pilih?," kata Ardian saat konferensi pers di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, hari Jumat (18/11).
Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan pasca ditetapkan sebagai tersangka elektabilitas Ahok menurun tajam, yakni tinggal 10,6 persen. Angka itu menurun tajam dibanding survei LSI, pada bulan November 2016 sebelum ada penetapan tersangka, elektabilitas Ahok berada di angka 24,6 persen.
Di bulan yang sama, setelah Polri menetapkan Ahok sebagai tersangka, elektabilitas Ahok terjun bebas ke angka 10,6 persen. Hasil ini menjadikan Ahok berada di posisi paling buncit pada survei LSI Denny JA.
"Pasca penetapan tersangka, dukungan kepada Ahok hanya tinggal 10,6 persen. Ahok ditinggalkan oleh kelompok yang selama ini menjadi basis pendukungnya, seperti kelompok pendidikan tinggi, pendapatan tinggi hingga pemilih PDIP," kata Ardian.
Elektabilitas Ahok sendiri, sebelum adanya penetapan tersangka memang terus menurun. Dari survei LSI, pada bulan Maret 2016, Ahok-Djarot elektabilitasnya masih 59,3 persen. Di bulan Juli 2016 menurun ke angka 49,1 persen. Penurunan terus terjadi di bulan Oktober 2016 yang ada di angka 31,4 persen. Dan terakhir di bulan November 2016 sebelum ada penetapan tersangka, di angka 24,6 persen.
"Kasus dugaan penistaan agama menjadi salah satu faktor yang membuat suara Ahok-Djarot makin menurun di bulan November," ujar Ardian.
Dari hasil survei juga diketahui bahwa pendukung PDIP sebelum Ahok ditetapkan tersangka sebesar 53,5 persen turun menjadi 24,3 persen.
"Bahkan lebih dari setengah pendukung PDIP meninggalkan Ahok setelah jadi tersangka. Turun 29,2 persen," ucap Ardian.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...