Djarot Terima 17 Pertanyaan Jadi Saksi Aksi Penolakan Kampanye
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Setelah hampir diperiksa selama tiga jam di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya terkait kasus penolakan kampanyenya di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan menerima sebanyak 17 pertanyaan dari penyidik.
"Dalam pemeriksaan saya mendapat 17 pertanyaan yg menyangkut kronologi penghadangan kampanye di Kembangan Utara," ujar Djarot, hari Senin (21/11), usai pemeriksaan di Bareskrim Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Ia mengaku, dalam pemeriksaannya dengan beberapa saksi termasuk ditunjukkan dalam video dan foto seseorang yang mengaku sebagai komandan dalam aksi penolakan tersebut.
"Tadi ditunjukkan komandannya ketika saya mengajak berdialog. Kronologis dialog saya dengan komandan itu akan diproses penyidik," ujar dia.
Djarot menegaskan tak mengenali sekelompok yang berteriak-teriak untuk menghadangnya saat berkampanye. Ia menduga kelompok tersebut telah diorganisir
"Sekelompok orang yang mengikuti dan menghadang saya diduga terorganisir, tetapi tergantung penyidik nanti," ujar Djarot.
Djarot yang keluar dari ruang pemeriksaan pada pukul 18.20 WIB itu menyatakan kepada awak media bahwa ia meyakini tidak pernah ada penolakan dari warga. Ia menduga aksi tersebut berasal dari pihak luar yang tidak bertanggung jawab. "Warga sebenarnya senang dan tidak ada yang menolak ketika kami datang. Kami selalu bisa berdialog. Saya menduga itu bukan warga setempat," katanya.
Djarot berharap Panitia Pengawas (Panwas) Pilkada dapat menjaga demokrasi secara baik. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...