Doa Natal Paus untuk Perdamaian Suriah dan Sudan Selatan
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus melalui khotbah menyerukan supaya mempermudah akses bantuan kemanusiaan di Suriah dan "harmoni sosial" di Sudan Selatan pada saat memimpin Natal pertamanya di Vatikan setelah setahun mengguncang kepausan dengan gaya yang sederhana dan sentuhan pada masyarakat umum.
Fransiskus juga memohon bantuan ilahi untuk menyelamatkan tentara anak-anak "dirampok masa kecil mereka" dan untuk perdamaian di Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik yang katanya "yang sering dilupakan dan diabaikan."
Paus mengatakan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus Rabu (25/12) kepada puluhan ribu wisatawan, peziarah dan warga Roma. Dia mengatakan bergabung dalam nyanyian malaikat Natal dengan semua orang yang berharap untuk dunia yang lebih baik dan dengan orang-orang yang peduli terhadap sesama dan yang rendah hati.
Natal tahun ini dibarengi sebagai konflik yang melanda umat Kristen di seluruh wilayah, dari sebuah kota bersejarah di Suriah, Maaloula yang mana warga masih berbicara menggunakan bahasa Aram kuno zaman Yesus ketika di dunia, juga konflik Timur Tengah antara Israel dan Palestina.
Dalam khotbah Hari Natal di Inggris, Uskup Agung Canterbury Justin Welby mengecam perlakuan pada komunitas Kristen di Timur Tengah yang sedang "dierang dan dibantai" dan penderitaan di Sudan Selatan.
"Kami melihat ketidakadilan dalam komunitas Kristen yang semakin terancam di Timur Tengah," kata Justin Welby.
"Mereka diserang dan dibantai, dipaksa ke pengasingan dari daerah di mana kehadiran mereka adalah intinya.
"Kita melihat kabar buruk di Sudan Selatan, di mana ambisi politik telah menyebabkan konflik etnis," kata Justin Welby.
"Pesan Natal adalah pesan damai, cinta dan persaudaraan. Kita harus menjadi saudara satu sama lain." kata Uskup Agung Patriark Latin Fuad Twal - ulama paling senior Katolik Roma di Tanah Suci - saat ia tiba di Betlehem pada malam Natal.
Dalam pesan Natal pekan lalu, Twal berbicara tentang penderitaan rakyat Palestina dan konflik setan yang mengguncang Suriah yang sudah berlangsung selama 33 bulan.
Twal, mengatakan pembicaraan perdamaian Israel - Palestina yang kembali dilanjutkan pada bulan Juli lalu setelah absen tiga tahun sedang terhambat oleh pembangunan permukiman Israel.
"Selama masalah ini tidak diselesaikan, orang-orang dari wilayah kami akan menderita," kata Twal, menambahkan konflik Israel - Palestina adalah "hambatan utama" bagi stabilitas Timur Tengah.
Jumlah pengunjung ke Betlehem terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana pembicaraan damai untuk menyelesaikan konflik Timur Tengah telah kembali, menurut BBC.
Jumlah orang Kristen di wilayah timur sekitar 10 hingga 13 juta jiwa, dengan minoritas tinggal di mayoritas Muslim Lebanon, Mesir, Yordania, Suriah dan wilayah Palestina serta Israel. (alarabiya.net)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...