Dokter Sierra Leone Terpapar Virus Ebola, Pahlawan Nasional
FREETOWN, SATUHARAPAN.COM – Dokter kepala Sierra Leone yang memerangi wabah saat ini, virus Ebola—paling mematikan dalam sejarah—tertular penyakit itu. Sheik Umar Khan, yang telah merawat lebih dari 100 korban Ebola, telah dipuji sebagai “pahlawan nasional” oleh kementerian kesehatan.
Dokter 39 tahun telah dipindahkan ke bangsal perawatan yang dijalankan oleh kemanusiaan Doctors Without Borders, Reuters melaporkan pada Rabu (23/7). Tiga perawat di klinik yang sama dilaporkan meninggal setelah tertular penyakit itu.
Wabah itu telah menewaskan 206 orang saja di Sierra Leone sejak dimulai pada Februari, dan lebih dari 600 orang di total, termasuk korban di Guinea dan Liberia.
Khan telah menyadari bahaya bekerja di dekat pasien Ebola, dan kembali pada Juni mengakui bahwa ia takut untuk hidupnya.
“Petugas kesehatan rentan terhadap penyakit karena kita adalah persinggahan pertama untuk seseorang yang terserang penyakit. Bahkan dengan pakaian pelindung penuh, Anda berada pada risiko,” kata dokter kepada Reuters dalam wawancara.
Menteri Kesehatan Sierra Leone Miatta Kargbo menyebut Khan sebagai “pahlawan nasional” dan mengatakan bahwa ia akan “melakukan apa saja dan segalanya untuk memastikan dia bertahan.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah menyediakan update pada penyebaran penyakit tersebut, telah memperingatkan bahwa hampir 90 persen pasien yang terjangkit Ebola meninggal karena penyakit ini, meskipun tingkatannya telah turun dengan perlakuan yang lebih baik.
Update terbaru dari Sabtu mencatat bahwa telah terjadi 1.048 kasus virus Ebola di Afrika Barat sejak wabah itu mulai, dan sejauh ini sudah ada 632 kematian yang dilaporkan.
Beberapa kelompok kemanusiaan yang bekerja di wilayah tersebut, termasuk kelompok bantuan Kristen Dompet Samaria, yang mengarahkan upaya pusat isolasi Ebola di Liberia, dekat perbatasan dengan Guinea.
“Ini adalah wabah terbesar Ebola sejak pertama kali ditemukan pada 1976 dan merupakan wabah terbesar di Afrika Barat, dengan kasus sekarang muncul di kota-kota besar nasional,” kata Ken Isaacs, wakil presiden program dan hubungan pemerintah untuk Dompet Samaria itu. “Seiring dengan perawatan medis, kesadaran dan pendidikan adalah kunci untuk mengalahkan wabah ini.”
Dalam update pada Selasa, kelompok meminta masyarakat Kristen untuk terus berdoa untuk staf yang sedang berjuang melawan wabah, dan berbagi kesaksian dari beberapa pasien yang telah sembuh di fasilitas Liberia.
Gejala penyakit mematikan termasuk diare, muntah dan perdarahan internal dan eksternal, WHO mengatakan. (christianpost.com)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...