Donald Trump Hapus Pernyataan Anti Islam dari Websitenya
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Tim kampanye Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald J. Trump, diketahui telah menanggalkan pernyataannya yang bernada anti-Islam dari website-nya beberapa saat sebelum hasil pengumuman pemilihan presiden AS diumumkan.
Sebelumnya, pernyataan itu, yang antara lain berisi seruan untuk melarang imigran Muslim memasuki AS, dipajang selama berbulan-bulan di laman tersebut.
"Donald J. Trump menyerukan penutupan total dan lengkap atas Muslim untuk memasuki Amerika Serikat sampai perwakilan negara kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi," demikian pernyataan Trump di situsnya pada 7 Desember 2015.
"Menurut Pew Research, antara lain, ada kebencian yang besar terhadap Amerika oleh segmen besar dari populasi Muslim," demikian pernyataan itu.
Seruan itu telah memicu kemarahan dari lawan-lawannya dan menuduhnya mendorong rasisme dan xenophobia.
"Tanpa melihat berbagai data polling, jelas ada kebencian di luar pemahaman kita. Dari mana kebencian ini berasal dan mengapa terjadi, kita harus menentukan, "kata Trump dalam pernyataannya.
"Sampai kita dapat menentukan dan memahami masalah ini dan ancaman berbahaya yang diakibatkannya, negara kita tidak bisa menjadi korban serangan mengerikan oleh orang-orang yang hanya percaya pada Jihad, dan tidak memiliki rasa dan alasan untuk menghormati kehidupan manusia," demikian Trump ketika itu.
Dalam perjalanan kampanyenya, Trump beberapa kali mengangkat isu itu, meskipun dalam beberapa kesempatan ada perubahan dalam sikapnya. Ia pernah mengatakan bahwa larangan tersebut hanya dikenakan pada imigran dari negara-negara yang berkaitan dengan terorisme dan bukan untuk Muslim secara keseluruhan.
Pada acara debat kedua dari tiga kali debat dengan Clinton, Trump mengubah pernyataannya dengan menggarisbawahi bahwa larangan itu akan diarahkan pada pengungsi Suriah dan negara-negara Teluk.
Ia semakin moderat ketika dalam pidato kemenangannya, ia mengatakan bahwa dirinya ingin bersikap adil dengan semua bangsa.
"Saya ingin memberitahu masyarakat dunia, sementara kami akan selalu menempatkan kepentingan AS di tempat pertama, kami akan berurusan secara adil dengan semua orang, dengan semua orang. Semua orang dan semua bangsa lain. Kami akan mencari kesamaan, bukan permusuhan; kemitraan, bukan pertentangan," kata dia.
Sementara ia terus melakukan advokasi untuk menghentikan masalah pengungsi Suriah sampai akhir kampanyenya, retorika tentang larangan Muslim itu pada akhirnya lenyap dari websitenya pada detik-detik akhir kampanye, sebagaimana diamati oleh sejumlah media internasional, seperti express.co.uk, Washington's Top News dan sejumlah media lainnya.
Halaman yang memuat seruan itu hanya muncul sampai 5 November, dan kini telah dialihkan ke homepage kampanye, yang berisi permintaan donasi untuk kampanyenya.
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...