DPR Minta Kementan Fokus Tangani PMK Sapi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meminta kepada Kementerian Pertanian untuk tidak menganggap enteng wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang berdampak terhadap industri peternakan ruminansia di Indonesia.
"Ini menjadi fokus kami, jadi jangan dianggap enteng. Hari ini banyak peternak melaporkan sapinya mati, padahal mau Idul Adha. Tapi tampaknya Kementerian Pertanian santai saja, kok enggak ada gerakan,” kata Sudin dalam rapat dengar pendapat bersama eselon I Kementerian Pertanian di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (8/6).
Sudin yang merupakan politisi PDI Perjuangan itu mengatakan setidaknya dibutuhkan hewan ternak sapi dan kambing dalam kurang lebih 1,6 juta ekor untuk menghadapi Idul Adha.
“Jangan sampai hal ini berdampak pada kesediaan pasokan ternak dan stabilitas harga yang nantinya akan merugikan peternak sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen,” kata Sudin.
Sudin juga meminta Kementerian Pertanian untuk terbuka dan memvalidasi data mengenai kasus PMK yang dilaporkan tiap daerah. Selain itu, dia juga meminta kejelasan mengenai penanganan wabah PMK dengan pengadaan vaksin yang dilakukan secara impor ataupun produksi dalam negeri.
Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan impor vaksin darurat sebanyak 3 juta dosis yang berasal dari Prancis dan akan datang pada minggu kedua Juni 2022.
Selain itu juga terdapat vaksin yang didapat dari mitra Kementan yaitu Badan Pangan Dunia (FAO) yang akan datang pada 12 Juni. Selain itu ada pula vaksin yang didapat dari kerja sama dengan beberapa negara yaitu dari Australia sebanyak 500 ribu hingga 1 juta dosis, Brazil 100 ribu dosis, dan Selandia Baru 100 ribu dosis yang estimasi akan datang pada 1 Juli 2022.
Sementara Pusat Veteriner Farma Kementerian Pertanaian sedang memproduksi vaksin di dalam negeri. "Untuk pengembangan vaksin di Pusat Veteriner Farma, saat ini sedang proses untuk persiapan dan estimasi akan kita lakukan dimulai Agustus atau September," kata Nasrullah.
Kementan memperkirakan sebanyak 17 juta hewan ternak akan divaksinasi atau sebanyak 80 persen populasi dari provinsi yang terdampak PMK. Vaksinasi tersebut akan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu dua kali penyuntikan pada tahun 2022 dan satu kali pada tahun 2023.
Nasrullah mengatakan pengadaan vaksin PMK berasal dari dana pencegahan penyakit pada Ditjen PKH untuk membiayai 800 ribu dosis vaksin. Sementara untuk menutupi kekurangan vaksin sisanya sebanyak 2,2 juta dosis dilakukan refocusing anggaran dari Sekretariat Jenderal Kementan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...