DPR Tak Puas Metode Seleksi Pansel KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Benny Kabur Harman, mengaku tidak puas dengan metode seleksi yang digunakan Panitia Seleksi (Pansel) calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia berpandangan metode yang digunakan tim beranggotakan sembilan perempuan itu tidak jelas.
“Memang ada kesan pemimpin KPK yang sekarang ada di meja Pansel calon pemimpin KPK ini sepertinya jauh dari apa yang diharapkan oleh publik. Itu mengapa, karena metode yang dipakai oleh Pansel calon pemimpin KPK tidak jelas ya," kata Benny jelang Rapat Paripurna DPR RI dalam Peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 DPR RI di Ruang Paripurna I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/8).
Menurut dia, tes wawancara terhadap calon pemimpin KPK yang berlangsung di Gedung Sekretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, sejak hari Senin (24/8) hingga Rabu (26/8) kemarin, hanya mendalami soal pengetahuan kandidat, tidak berusaha mengetahui integritas dan komitmen dalam pemberantasan korupsi.
"Jauh lebih penting itu adalah instrumen yang dipakai oleh Pansel calon pemimpin KPK untuk mendapatkan pemimpin KPK yang mempunyai integritas dan memiliki komitmen kuat untuk memberantas korupsi," ujar dia.
Ketua Pansel calon pemimpin KPK, Destry Damayanti menyebutkan pihaknya menerapkan lima kriteria dalam menilai 19 nama calon pemimpin KPK. Kriteria itu adalah intergritas, kompetensi, leadership, independensi, danpengalaman kerja. Selain kelima hal tersebut, Pansel juga akan pertimbangkan klarifikasi dan masukan dari masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...