DPRD: Kejam Sekali, Deviden Bank DKI Kecil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI menyayangkan, besaran deviden yang diberikan oleh Bank DKI kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya sebesar 35 persen atau sebesar Rp 200 miliar. Pertanyaan ini muncul dalam rapat badan anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta hari ini, Senin (14/9).
Menurut anggota Banggar dari Fraksi Nasdem, Bestari Barus, Bank DKI sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terlalu kejam membagi laba atau keuntungan dengan pemerintah.
“Kejam betul (Bank DKI, Red). Remah saja yang didapat warga Jakarta dari Bank DKI,” ujar Bestari di Gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (14/9).
Sejalan dengan hal itu, DPRD juga menyayangkan besaran laba yang diperoleh Bank DKI tak sebesar bank pembangunan daerah di wilayah lain. Besaran laba bersih yang diperoleh Bank DKI menurut catatan DPRD hanya sebesar Rp 500 miliar, sementara idealnya bank pembangunan daerah memperoleh laba sekitar Rp 1 triliun.
Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo berdalih, jumlah keuntungan yang tak maksimal terjadi karena Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet yang ditanggung mencapai Rp 1,7 triliun. Sementara, deviden yang diberikan kepada pemerintah diakui telah sesuai aturan yang berlaku.
“Kalau untuk deviden yang diberi bank itu ada ketentuan. Kami sadar Bank DKI semestinya bisa punya profit Rp 1 triliun. Tapi sewaktu saya masuk, ada pekerjaan yang harus dibereskan terlebih dahulu. Pertama NPL posisi saat ini Rp 1,7 triliun. Kami realistis apa saja yang mesti dibenahi,” kata Sigit.
Sigit menghitung, hingga akhir tahun nanti NPL dapat berada di kisaran Rp 1,3 triliun.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...