Drama Kolosal John Sung Berlangsung Meski Terganggu Hujan Deras
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pertunjukan drama kolosal "John Sung," Sabtu (17/8) malam di lapangan basket SMA PSKD, Kebayoran Baru, Jakarta mendapat apresiasi dari penonton, meskipun sempat terganggu oleh hujan yang turun cukup deras.
Pentas itu menunjukkan bahwa pemuda gereja punya peran dalam memberdayakan budaya nasional. Persekutuan Seni Peran (PSP) Komisi Pemuda GKI Kebayoran Baru merayakan ulang tahunnya ke-13 sekaligus merayakan 68 tahun kemerdekaan Indonesia.
Hujan deras mengguyur tepat sebelum drama dimulai membuat panitia kalang-kabut. Rencananya pukul 18.30 WIB, di lapangan basket SMA PSKD Kebayoran Baru, anggota PSP GKI Kebayoran Baru mementaskan drama kolosal, “John Sung”.
Begitu deras hujan sehingga atap panggung melengkung karena menampung air. Kursi-kursi penonton yang sedianya disusun di tengah udara terbuka—yang seandainya hujan tidak turun bakal memperkuat suasana—harus segera disingkirkan dan dikeringkan.
Untunglah panitia dan segenap hadirin, kebanyakan warga GKI Kebayoran Baru, sigap saling bantu. Mereka membersihkan genangan air di lapangan, terpal plastik segera dibentangkan menjadi atap darurat, dan kursi yang sudah dikeringkan kembali ditata. Tanpa teriakan dan berjalan ringkas dan cepat. Kini, 350-an hadirin siap menonton. Pertunjukan pun siap mulai.
PSP adalah wadah bagi para pemuda GKI Kebayoran Baru dalam menyalurkan aspirasi seninya. “Pada awal berdiri, PSP bernama Lenong GKI Kebayoran Baru, “ kata Edo, ketua PSP kepada satuharapan.com. Ia melanjutkan, “Pada drama John Sung ini, pemainnya tidak hanya dari Komisi Pemuda, tetapi juga dari Komisi Remaja dan Anak.”
Lucky yang berperan sebagai tokoh utamanya malam ini berkomentar, “Saya memerankan tokoh yang punya arti penting dalam dunia kekristenan Indonesia. Grogi juga sih. Tapi, saya akan menjalankan peran saya dengan sebaik-baiknya.” Dan, malam itu Lucky tampil sempurna.
Hadirin Antusias
Yang patut mendapat catatan pada pentas tadi malam adalah antusiasme hadirin terhadap seni pertunjukan. Dari orang tua hingga anak-anak berkumpul dan terlihat menikmati pertunjukan. Mungkin karena faktor kedekatan personal, saat ada beberapa orang muncul di panggung, walau adegannya serius, ada hadirin sebagian tertawa, mungkin terkejut dengan perubahan penampilan artis yang dalam keseharian bertolak belakang dengan peran yang ia mainkan malam kemarin. Hal itu membuat suasana cukup cair.
Apresiasi tinggi warga GKI Kebayoran Baru juga terlihat saat ada beberapa adegan terjadi kekosongan yang cukup lama di panggung. Di tempat lain mungkin mengganggu. Di sini? Mereka sabar menunggu. Rupanya, perias sedang berusaha mengebut perubahan wajah ayah John Sung saat kanak-kanak, menjadi ayah John Sung saat si penginjil dewasa.
Iringan musik dari lagu-lagu keroncong menguatkan drama ini ber-genre lenong. Didukung sound system sempurna , tata cahaya yang profesional, dan penonton yang antusias, drama ini bisa dianggap sukses.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...