Dua Menteri Lebanon Mengundurkan Diri
LEBANON, SATUHARAPAN.COM – Dua menteri dari partai politik Kristen utama di Lebanon, Selasa (14/6) mengundurkan diri sebagai protes dan menuduh pemerintah gagal untuk mengatasi masalah negara.
Lebanon sendiri tidak memiliki presiden sejak Mei 2014, ketika mandat untuk Michel Sleiman sebagai presiden berakhir. Hal ini terjadi karena warga Kristen, Muslim Sunni dan Muslim Syiah, serta Druze tidak setuju pada kandidat yang diajukan.
Negara ini juga tidak menggelar pemilihan parlemen sejak 2009. Lembaga legislatif itu sudah dua kali memperpanjang mandatnya sendiri.
"Pemerintah makin tak terkendali dan merugikan" kepentingan negara, kata pemimpin Partai Phalange, Sami Gemayel.
"Keberadaannya lebih buruk daripada tidak ada (di kabinet). Tidak ada yang mendukung partisipasi kami," katanya dalam konferensi pers, seperti dikutip AFP.
Mereka yang mundur adalah Sejaan Azzi (Menteri Tenaga Kerja) dan Alain Hakim (Menteri Ekonomi dan Perdagangan).
"Pemerintah tidak peduli untuk menemukan solusi mengatasi masalah pengungsi Suriah, juga tidak peduli dengan rencana ekonomi yang diajukan oleh menteri ekonomi" atau krisis sampah, kata Gemayel.
Lebanon saat ini menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah atau hampir seperempat dari penduduk negara itu yang berjumlah sekitar empat juta sebelum konflik di negara tetangganya, Suriah, dimulai pada tahun 2011.
lebanon juga menghadapi masalah sampah di negara itu. Sementara dua menteri itu tidak bisa secara resmi mengundurkan diri, karena Lebanon tidak memiliki kepala negara. Dan yang dilakukan adalah dengan tidak menjalankan tugasnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...