Editor Eksekutif New York Time Keluar untuk Kembangkan Media Nirlaba
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Kolumnis dan mantan editor eksekutif The New York Times, Bill Keller, mengumumkan bahwa dia meninggalkan Koran tersebut untuk bergabung dengan organisasi jurnalisme nirlaba.
Keller akan menjadi pemimpin redaksi The Marshall Project, sebuah lembaga berita yang fokus pada isu peradilan pidana. “Ini kesempatan untuk membangun sesuatu dari awal, yang saya belum pernah lakukan sebelumnya," kata Keller.
Dia ingin "menggunakan semua alat-alat dan teknologi digital untuk menawarkan wartawan dalam hal cara menyelidiki dan hadir pada isu yang benar-benar penting secara pribadi." Pria berusia 65 tahun itu menjadi editor eksekutif dari 2003 sampai 2011, dan kemudian bekerja sebagai kolumnis di koran itu. Dia akan meninggalkan The Times awal Maret ini.
The Times menurunkan tulisan tetang Keller yang bekerja untuk Koran itu selama tiga dekade, dan memenangi Hadiah Pulitzer untuk laporan internasional sebagai koresponden di Moskow. Dia juga meliput runtuhnya politik rasis apartheid di Afrika Selatan, sebagai kepala biro Johannesburg.
"Bill telah banyak berkontribusi kepada The Times lebih dari 30 tahun di sini, dan sulit untuk mengukurnya," kata Arthur Sulzberger Jr O, penerbit The New York Times. "Dia menantang rekan redaksi untuk berinovasi sambil tetap setia dengan standar jurnalistik tertinggi, dan kita semua menjadi lebih baik untuk itu,” kata dia.
Berita Peradian dan Pidana
The Marshall Project didirikan akhir tahun lalu oleh Neil Barsky, seorang jurnalis Wall Street. Lembaga ini menyatakan non partisan dan men dedikasikan untuk berita peradilan pidana. "Sejak hari dilahirkan, saya menyadari bahwa sistem peradilan pidana di Amerika mentoleransi keaneha, mengerikan dan ganjil," kata Barsky. "Alasan utama adalah bahwa hal itu sudah seperti itu selama jangka waktu panjang, dan kita tidak menantang lagi."
Barsky (56 tahun) bekerja sebagai reporter di The Wall Street Journal sebelum mengejar karir di bidang keuangan. Dia adalah seorang analis riset di Morgan Stanley sebelum bekerja di Alson Capital.
Media online itu dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua tahun ini, berencana untuk mengumpulkan uang dari yayasan dan donor individu dan dikembangkan sebagai model organisasi berita nirlaba seperti ProPublica. Anggaran untuk media itu diperkirakan mencapai US$ 5 juta (sekitar Rp 61 miliar) per tahun dan akan didukung sekitar 30 staf.
Keller mengatakan situs berita itu menampilkan jurnalistik yang asli dan kuat, menyajikan kumpulan penelitian dan pendapat yang menarik, termasuk suara dari balik penjara. Hal ini untuk sedikit bangun publik yang telah mati rasa dengan skandal tentang sistem peradilan pidana AS.
Tentang kepindahannya itu, Keller menyebutkan dia lebih mirip dengan Paul E. Steiger, yang meninggalkan jabatan sebagi editor di The Wall Street Journal pada tahun 2008 untuk bergabung ProPublica sebagai pendiri dan pemimpin redaksi.
Sebelum bergabung dengan The Times pada tahun 1984, Keller bekerja untuk The Dallas Times, Herald, penulis laporan tiga bulanan Kongres, dan mingguan di Washington, dan The Oregonian di Portland. The Times memenangi 18 Penghargaan Pulitzer selama masa Keller sebagai editor eksekutif. (nytimes.com)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...