Efektif, Bus Antikorupsi Sudah Sentuh 12.000 Orang
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Bus Anti Corruption Learning Centre (ACLC) adalah inovasi baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam strategi pendidikan antikorupsi. Prinsip bus ini, bergerak secara bebas dan mengunjungi masyarakat secara langsung. Sejak diluncurkan pada bulan Oktober 2014, total pengunjung bus ini berjumlah lebih dari 12.000 orang di lima kota besar, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Palembang, dan Kupang.
Tak hanya mahasiswa dan pelajar, bus ini juga menjangkau aktivis organisasi masyarakat, komunitas, dan aparatur negara di Ombudsman, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta pemerintah daerah di lima kota tersebut.
Menurut Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK, Sujanarko, bahwa pencapaian jumlah pengunjung bus ini sudah cukup memuaskan. Ke depan, inovasi akan terus dilakukan demi penyebaran pesan antikorupsi yang lebih luas.
“Pembelajaran antikorupsi harus dengan cara yang inovatif, agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Ada banyak materi yang bisa dipelajari di bus ini. Antara lain, teori dan strategi antikorupsi, modul pendidikan antikorupsi, pengaduan masyarakat, pengelolaan gratifikasi, E-learning Gratifikasi, dan tata cara pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Tak hanya materi antikorupsi, ada pula berbagai hiburan yang juga sarat nilai antikorupsi seperti permainan interaktif Pemburu Koruptor, Tugas Rizal, Tangkap dan Niat Baik yang bisa dimainkan di 11 unit komputer yang tersedia. Selain itu, juga tersedia lagu bernuansa antikorupsi, seperti yang dibawakan beberapa musisi, di antaranya Kita Bangun Negeri (Kahitna), Serukan Keadilan (Kikan), Koruptor (Slank), Jujur Itu Hebat (OST Sahabat Pemberani), dan Persahabatan (Hanifa).
Bagi anak-anak, bus antikorupsi ini juga menyediakan film animasi Sahabat Pemberani, serta komik dan buku cerita bergambar yang berisi pesan kejujuran dan kepedulian.
Selain itu, bus ini juga menyajikan hasil kajian KPK di sejumlah sektor strategis. “KPK memiliki fokus pada sejumlah sektor yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, sumber daya alam, dan pengelolaan keuangan desa,” kata Sujanarko.
Bus ACLC telah digagas dan dipersiapkan sejak tahun 2012. Bus ini merupakan hasil kerja sama bilateral antara Republik Indonesia dengan Republik Federal Jerman melalui KPK-GIZ.
Bus antikorupsi ini merupakan satu-satunya di dunia yang dimiliki oleh lembaga pemberantasan korupsi. (kpk.go.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...