Eko Nugroho: Media Harus Beri Pengaruh Positif

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Eko Nugroho, seorang direktur utama rumah produksi Dreamlight menyatakan bahwa dunia dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pendidikan dan media. Menurutnya, media khususnya harus memberikan pengaruh yang positif kepada masyarakat yang setiap hari menonton televisi.

“Untuk menjadi seorang pekerja seni, kita harus mengerti kebutuhan manusia,” kata dia dalam IMAGO Creative Conference di Wisma Nusantara, Sabtu (26/4). “Kebutuhan manusia ada tiga macam yaitu kebutuhan roh, jiwa dan jasmani. Bagian kita sebagai pekerja di industri hiburan harus memenuhi kebutuhan jiwa. Namun, kebutuhan jiwa untuk setiap orang berbeda-beda.”

Menurut Eko, kebutuhan jiwa sangat bergantung kepada pola pikir manusia itu sendiri. Pola pikir seorang manusia dapat dipengaruhi oleh media, sekolah, tempat kerja, masyarakat, agama dan keluarga. Semuanya melalui proses yang berbeda-beda untuk setiap orang. Oleh karena itu, sangat diperlukan kreativitas untuk menunjang perbedaan akan kebutuhan jiwa setiap orang, khususnya di bidang media.

 Indonesia dengan berbagai macam suku, budaya dan agama yang berbeda juga memiliki kebutuhan jiwa yang berbeda pula. Eko mengatakan bahwa di sini pelaku industri media harus berpikir sekreatif mungkin untuk menciptakan tontonan yang layak, menghibur dan menginspirasi.

“Yang bisa kita lakukan untuk mengubah dunia melalui media adalah dengan cara menginspirasi dan mempengaruhi dengan menjadi teladan,” tambahnya.

Dreamlight World Media

Dreamlight World Media adalah rumah produksi yang dibentuk pada tahun 2004 dan telah menghasilkan banyak program reality show di beberapa stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Eko Nugroho adalah founder sekaligus direktur utama dari Dreamlight World Media. Visinya adalah untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dengan membuat program yang dapat menjadi inspirasi dan hiburan bagi masyarakat Indonesia.

Program-program yang dibuat oleh Dreamlight diantaranya adalah Bedah Rumah, Tukar Nasib, Tolong, Penolong Misterius dan Jangan Anggap Aku Kecil.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja