Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 21:54 WIB | Sabtu, 05 Maret 2016

Ekonom: Cek Saldo BCA Kena Biaya Kurang Tepat

Ilustrasi. Nasabah sedang transaksi di ATM BCA. (Foto: njogja.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ekonom Destry Damayanti menilai kurang tepat pengenaan biaya penarikan uang tunai dan juga cek saldo dari nasabah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) seperti gagasan yang mereka rencanakan.

Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu  menilai seharusnya nasabah tidak dikenakan biaya tambahan, karena hal itu merupakan bagian dari service suatu bank.

“Cuma kalau ngecek saldo saja dikenakan biayanya, saya rasa kurang tepat ya. Itu kan bagian dari service suatu bank,” kata Destry Damayanti kepada satuharapan.com, hari Sabtu (5/3).

Ia juga meragukan bila hal itu menjadi tren atau diikuti oleh bank-bank lain. Sebab pengenaan biaya tambahan pada nasabah bank justru akan mengurangi daya saing bank tersebut.

“Saya belum baca beritanya (BCA akan mengenakan biaya pada cek saldo). Tapi karena mereka enggak bisa berharap banyak dari penerimaan bunga, (maka) mereka mau fokus ke fee income. Mestinya sih enggak (tren) ya… Karena akan mengurangi competitiveness mereka,” dia menambahkan.

Sebelumnya manajemen BCA mewacanakan akan mengenakan biaya penarikan uang tunai dari rekening nasabahnya setiap kali melakukan transaksi. Bahkan untuk sekadar mengecek saldo yang tersisa di rekening melalui ATM, BCA juga akan mengenakan biaya yang sama dalam waktu dekat.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja, mengatakan kepada wartawan, hari Kamis (3/3), hal ini terpaksa dilakukan karena tingginya biaya operasional setiap mesin ATM yang dioperasikan perusahaannya. Ia mencatat, setiap kali seorang nasabah melakukan transaksi melalui ATM, BCA harus menanggung biaya sekitar Rp 2.000-Rp 2.500 di luar biaya pengoperasian mesin.

Dia menjelaskan nantinya nasabah hanya bisa melakukan lima sampai tujuh kali transaksi melalui ATM per hari. Untuk transaksi berikutnya, BCA akan mengenakan biaya tambahan yang nilainya masih dihitung.

Dengan menerapkan kebijakan tersebut, Jahja berharap nasabah BCA bisa beralih memanfaatkan fasilitas SMS, mobile, dan internet banking yang belum dikenakan biaya.

Sepanjang 2015, BCA mencatat pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,8 persen atau Rp 25,8 triliun menjadi Rp 473,7 triliun. Jumlah tabungan BCA juga meningkat 6,8 persen menjadi Rp 244,6 triliun di tahun 2015, sementara giro tumbuh 7,7 persen menjadi Rp 115,7 triliun dibandingkan 2014.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home