Ekonomi Merosot, Jemaat Katolik Ghana Tolak Doakan Presiden
Bisnis banyak yang gulung tikar menyulitkan rakyat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Persembahan pun mereka tidak punya untuk diberikan ke gereja.
KUMASI, SATUHARAPAN.COM – Pendeta Katolik di Kumasi, Pastur Louis Adu Poku, mengatakan orang Kristen tidak lagi bersedia berdoa untuk kepemimpinan yang sekarang karena kesulitan ekonomi saat ini yang semakin parah.
Dia mengatakan para jemaat lebih antusias kepada doa yang berhubungan dengan kepentingan pribadi (personal interest) daripada mendoakan kebijakan Presiden Gahana, John Mahama, dan orang-orangnya.
Adu Poku mengkhawatirkan kesulitan ekonomi yang sedang terjadi di Ghana. Bisnis banyak yang gulung tikar menyulitkan rakyat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Persembahan pun mereka tidak punya untuk diberikan. Perkembangan yang semakin memburuk ini membuat para anggota jemaat berat hati untuk mendoakan presiden, tuturnya.
Menurut opininya, jika sekarang ada yang meminta jemaatnya untuk mendoakan presiden, mereka akan langsung menjauhkan diri, “Ini mengejutkan menyuruh orang-orang untuk mendoakan presiden, padahal gereja adalah bukan ruang politik. Ini gereja, dibangun oleh berbagai orang dari paham politik yang berbeda, bukan kampanye politik. Jemaat gereja, campuran dari paham politik yang berbeda, jika Anda memintanya untuk berdoa, mereka akan keberatan.”
Ia menambahkan kesulitan ekonomi yang semakin parah mempengaruhi persembahan dan sumbangan lainnya yang oleh anggota jemaat sesekali diberikan kepada gereja. Menurut dia, NPP (New Patroic Party) gagal untuk belajar dari kesalahan mereka pada tahun 2008 dan sayangnya NDC (National Democratic Congress) yang berkuasa sekarang juga melakukan kesalahan yang sama.
Ia membuat rujukan kepada seorang pemuda yang hampir terjerumus uang haram karena perusahaan Coca Cola di Kumasi memberhentikan para pekerjanya karena tenaga yang tidak dapat diandalkan. Dia mengatakan pemuda ini seperti pemuda kebanyakan lainnya yang telah kehilangan harapan dengan sistem pemerintahan dan memindahkan harapannya ke gereja-gereja, tempat yang tidak perlu melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa sulit yang mereka sedang hadapi.
Kepala Youth Evangelization di Dioceses mengeluhkan tingginya tarif listrik dan bahan bakar. Ia menyerukan agar pemerintah mendengarkan warga sipil Ghana. (ghanaweb/kav)
Editor : Eben E. Siadari
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...