Ekstremis Al Shabaab Serang Hotel di Ibu Kota Somalia
MOGADISHU, SATUHARAPAN.COM-Pasukan keamanan Somalia berusaha mengusir penyerang bersenjata dari sebuah hotel di ibu kota Somalia, Mogadishu, kata seorang juru bicara polisi, hari Minggu (27/11), setelah kelompok ekstremis Al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Belum ada kabar langsung tentang korban.
Al-Shabab mengatakan dalam siaran di frekuensi radionya sendiri pada Minggu bahwa para pejuangnya menyerang hotel Villa Rose, yang memiliki restoran yang populer di kalangan pejabat pemerintah dan keamanan.
Puluhan orang diselamatkan dari hotel dan pasukan keamanan telah melancarkan operasi untuk mengusir para penyerang, kata juru bicara polisi Sadik Dodishe kepada media pemerintah.
Abdi Hassan, seorang pegawai pemerintah yang tinggal di dekat hotel, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia yakin beberapa pejabat pemerintah berada di dalam hotel ketika serangan dimulai. Beberapa terlihat melompati tembok pembatas ke tempat aman sementara yang lain diselamatkan, katanya.
Hotel ini tidak jauh dari istana kepresidenan di Mogadishu tengah, di mana ledakan terdengar, diikuti oleh tembakan. Serangan militan seperti itu biasa terjadi di Mogadishu dan bagian lain negara Tanduk Afrika itu.
Serangan terbaru itu terjadi di tengah serangan baru dan profil tinggi oleh pemerintah Somalia terhadap Al-Shabab, yang masih menguasai sebagian besar Somalia tengah dan selatan.
Pejuang ekstremis yang setia kepada kelompok tersebut telah menanggapi dengan membunuh pemimpin klan terkemuka dalam upaya nyata untuk mencegah dukungan terhadap serangan pemerintah, dan serangan di tempat umum yang sering dikunjungi oleh pejabat pemerintah dan lainnya tetap ada.
Hotel dan restoran sering menjadi sasaran, begitu pula pangkalan militer untuk pasukan pemerintah dan penjaga perdamaian asing.
Bulan lalu sedikitnya 120 orang tewas dalam dua serangan bom mobil di sebuah persimpangan sibuk di Mogadishu. Al-Shabab, yang biasanya tidak mengaku bertanggung jawab ketika serangannya mengakibatkan banyak korban sipil, melakukan serangan itu, yang paling mematikan sejak serangan serupa di tempat yang sama menewaskan lebih dari 500 orang lima tahun lalu.
Al-Shabab menentang pemerintah federal Somalia, yang didukung oleh pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, dan berusaha untuk mengambil alih kekuasaan dan menegakkan hukum Syariah versi ketat.
Amerika Serikat menggambarkan Al-Shabab sebagai salah satu organisasi paling mematikan dalam jaringan Al-Qaeda dan menargetkannya dengan sejumlah serangan udara dalam beberapa tahun terakhir. Ratusan personel militer AS telah kembali ke negara itu setelah mantan presiden Donald Trump menarik mereka. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...