Ektrimisme Agama Meningkat di Berbagai Negara
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Komisi Internasional untuk Kebebasan Beragama Amerika Serikat menyebutkan bahwa ekstrimisme agama telah meningkat di seluruh dunia, dan sasarannya adalah pemeluk agama-agama minoritas.
Laporan komisi itu menyebutkan dalam laporan tahunan yang disampaikan dalam panel pemerintah AS mengatakan bahwa ekstrimis menjadikan warga minoritas agama sebagai target dalam kekerasan yang mereka lakukan, termasuk serangan fisik dan bahkan pembunuhan.
Panel tersebut, seperti diberitakan situs CBN News, Minggu (5/5) juga menyarankan agar Departemen Luar Negeri mengambil sikap dalam masalah ini. Laporan itu menyebutkan bahwa China, Arab Saudi, Korea Utara, dan Iran adalah negara di mana terjadi pelanggaran terburuk dalam kebebasan beragama.
Menurut laporan itu, pemerintah dinilai gagal melindungi korban atau bahkan diketahui ambil bagian dalam tindak penganiayaan, serta berkontribusi pada munculnya masalah.
Ketua Komisi tersebut, Katrina Lantos Swett, mengatakan bahwa beberapa penganiayaan terburuk terjadi di negara-negara di mana konversi agama dianggap illegal atau disebut sebagai penghujatan.
Dia menyebutkan bahwa seorang Muslim yang masuk menjadi Kristen dapat menghadapi hukuman mati di Iran. Di Pakistan, menghujat Nabi Muhammad juga dapat membawa yang bersangkutan pada hukuman mati.
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...