El Nino Aktif Agustus 2014
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hingga Bulan Juli El Nino belum aktif dan diprediksi akan aktif pada Agustus 2014. Kondisi El Nino yang lemah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi cuaca harian di seluruh wilayah Indonesia. Sementara untuk anomali suhu muka air laut masih hangat, yaitu minus 0,5 derajat celcius sampai dengan 1,5 derajat celcius sehingga memicu pertumbuhan awan-awan hujan.
Hal ini diutarakan Kepala BMKG, Dr. Eka Sakya, M. Eng di depan puluhan media massa cetak dan elektronik di ruang Rapat Lantai I Auditorium BMKG, Jumat (18/7) pada Jumpa Pers terkait kondisi cuaca terkini dan prediksi cuaca mudik dan Idul Fitri 1435 H.
Berdasarkan Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut turut, Andi menuturkan, di bulan Juli sebagian wilayah Indonesia masih cukup basah. Hal ini ditandai dengan hari tanpa hujan tetapi durasinya pendek.
Andi Eka menambahkan, untuk kejadian tanggal 11 hingga 13 Juli 2014, terjadi tekanan udara permukaan yang lebih rendah dari rata-rata klimatologisnya.
Pada 13 Juli 2014, wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami penurunan suhu udara. Sepanjang hari, udara di Jakarta terasa sejuk dengan suhu udara berkisar 23 sampai 26 derajad celcius , angka ini jauh lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata maksimum suhu udara bulan Juli di Jakarta yang berkisar 32 sampai 33 derajad celcius.
Penurunan suhu tersebut, bukan berasal dari front dingin (udara dingin) dari Brisbane/Quesland, melainkan akibat dari pertemuan massa udara, dari arah barat Samudera Hindia ke Selatan Samudera Hindia, sehingga menyebabkan hujan merata di Jabodetabek selama dua hari.
Menjelang arus mudik lebaran, Andi Eka menekankan, diprediksi kondisi cuaca untuk 7 hari kedepan, untuk wilayah Jawa khususnya bagi pengguna jalur darat, umumnya berawan berpotensi hujan ringan-sedang di wilayah Jawa bagian Barat, Jawa tengah bagian Selatan dan Jawa timur bagian Selatan, antara siang/sore dan malam hari, peluang terjadi cuaca ekstrim sangat kecil. Namun tetap waspada terhadap fluktasi cuaca yang tiba-tiba terjadi.
Untuk wilayah Sumatera, umumnya berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah Sumatera Utara, Sumatera bagian Tengah dan Selatan, sedangkan potensi hujan sedang hingga lebat, terjadi di Pesisir barat Sumatera bagian Selatan.
Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, di Bali dan di Sebagian NTB umumnya cerah berawan dengan potensi hujan ringan.
Bagi pemudik jalur laut, Andi Eka menekankan, perlu adanya kewaspadaan akan gelombang tinggi, karena diprediksi gelombang akan mencapai 2.5-3 m, terutama di Selat Sunda dan Bali.
Gelombang laut dengan ketinggian lebih dari 3 m terjadi di L. Andaman, Perairan Aceh, Perairan Bengkulu dan P. Enggano, Perairan Bagian Barat Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Perairan Selatan Banten dan Jabar, Samudera Hindia Selatan P. Jawa, Laut Banda, Perairan Kep. Babar dan Kep. Tanimbar, Perairan Kep. KAI dan Kep. Aru dan Laut Arafuru Bagian Barat dan Tengah, L. Arafuru Bagian Timur.
Untuk jalur udara, penerbangan pagi dan siang hari kondisif (cerah berawan), sedangkan pada penerbangan sore, untuk jalur Sumatera berpotensi banyak guncangan, karena terjadi pertumbuhan awan cumulonimbus. (bmkg.go.id)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...