Loading...
DUNIA
Penulis: Sotyati 15:39 WIB | Selasa, 17 Desember 2013

Enam Ditahan, Buntut Bentrok di China Barat yang Tewaskan 16 Orang

Penjagaan ketat dan kesiapsiagaan di Kashgar, Xinjiang, wilayah barat China. (Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images)

XINJIANG, SATUHARAPAN.COM –  Enam orang ditahan sebagai buntut dari kerusuhan di Xinjiang, wilayah barat China, berita terbaru BBC Selasa (17/12) melaporkan.  Penahanan dilakukan setelah 16 orang tewas dalam bentrokan di Xinjiang, daerah asal kelompok minoritas Uighur, di sebuah desa di dekat Kashgar pada Minggu (15/12) lalu.

Polisi yang berusaha menahan tersangka pelaku tindak kriminal di Shufu, dekat Kashgar, di Cina barat itu, diserang segerombolan orang yang bersenjatakan bahan peledak dan pisau. Demikian laporan media Tianshannet, yang dioperasikan oleh pemerintah Xinjiang.

Dua pejabat kepolisian dibunuh dan 14 dari gerombolan itu ditembak mati Minggu (15/12). Dua tersangka pelaku tindak kriminal berhasil ditahan, menurut berita sebelumnya. Namun, keterangan lebih jelas tidak diberikan. Sementara pejabat setempat tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan.

Insiden itu terjadi kurang dari dua bulan setelah serangan di Lapangan Tiananmen, yang secara simbolis menjadi pusat negara China. Menurut polisi, ketika itu tiga orang dari suku Uighur melarikan kendaraan ke arah sekelompok wisatawan. Akibatnya dua orang tewas dan 40 cedera. Mereka kemudian menabrakkan kendaraan di luar Kota Terlarang dan membakarnya. Ketiga orang itu, yang menurut hasil identifikasi polisi bernama Usmen Hasan, istrinya, dan ibunya, tewas dalam insiden.

Pemerintah China menggambarkan serangan itu sebagai aksi terorisme, dan menyatakan gerakan separatis yang didukung East Turkestan Islamic Movement berada di balik serangan itu. Tetapi para pakar ragu dan merujuk pada cara melakukan serangan yang tidak profesional, juga tidak tertanamnya ekstremisme Islam di Cina.

Perlawanan Warga Uighur

Xinjiang adalah daerah luas yang berbatasan dengan Pakistan dan Asia Tengah. Wilayah itu jauh dari jangkauan Tembok Besar Cina, dan sebagian besar penduduknya beragama Islam dari berabad-abad lalu.

Perlawanan sporadis warga Uighur terhadap Pemerintah China sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Kelompok aktivis HAM mengatakan, perlawanan itu diakibatkan tekanan kultural terhadap warga Uighur, tindakan pengamanan yang melecehkan warga, juga kedatangan warga Han yang merupakan mayoritas warga China. Sebaliknya Pemerintah China selalu menyebut kerusuhan sebagai tindakan warga ekstremis religius, berlatarbelakang terorisme dan separatisme.

Dalam kekerasan terbesar beberapa tahun terakhir ini, sekitar 200 orang tewas dan lebih dari 1.600 cedera dan ratusan lainnya ditangkap dalam berbagai kerusuhan di ibu kota Xinjiang, Urumqi, tahun 2009. Selain itu 11 orang tewas dalam serangan terhadap kantor polisi di Serikbuya, dekat Kashgar bulan lalu. Demikian laporan kantor berita milik pemerintah, Xinhua.

Pada Juni 2013 juga terjadi insiden di Turpan, yang mengakibatkan 35 orang tewas, dan 139 ditangkap dengan tuduhan menyebarkan ideologi jihadis. Informasi dari daerah itu dikontrol ketat, sehingga sulit menguji kebenaran berita secara independen. (AFP/AP/BBC/Deutsche Welle)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home