PBB: 2014 Tahun Perlindungan Rakyat dengan Meneladani Mandela
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, mengajak para pemimpin negara di dunia untuk menjadikan tahun 2014 sebagai tahun perlindungan manusia.
Dia mengatakan dalam konferensi pers akhir tahun di markas besar PBB di New York, Senin (16/12), dan menyerukan para pemimpin dunia untuk meneladani almarhum Nelson Mandela, terutama dalam mengatasi konflik di Suriah dan Republik Afrika Tengah yang memperlihatkan bahaya dari kekejaman massal.
"Saya lebih suka melihat tahun 2014 dengan para pemimpin dunia meniru teladannya (Mandela-Red.) dalam menegakkan tanggung jawab moral dan politik mereka," kata Ban. “Kita harus membuat 2014 tahun untuk melindungi orang; keamanan mereka, hak-hak dasar mereka, dan kesejahteraan dasar mereka.”
Sekjen mengingatkan bahaya konflik Suriah, di mana lebih dari 100.000 orang telah tewas, delapan juta orang meninggalkan rumah, dan dua juta dari mereka mencari perlindungan di negara tetangga. Itu terjadi akibat konflik bersenjata sejak Maret 2011 antara pasukan setia kepada Presiden Bashar Al-Assad dan kelompok oposisi.
"Rakyat Suriah tidak bisa bertahan untuk satu tahun lagi, satu bulan lagi, bahkan satu hari lagi menghadapi kebrutalan dan kehancuran," kata dia yang baru saja bertemu dengan Dewan Keamanan PBB tentang laporan tim penyelidikan penggunaan senjata kimia di Suriah yang dipimpin Prof. Alke Sellstrom.
Ban juga mengungkapkan keprihatinan atas apa yang terjadi di Republik Afrika Tengah. "Saya prihatin tentang bahaya dari kekejaman massal. Saya meminta pemerintah transisi negara itu untuk melindungi rakyat. Saya menghimbau kepada para pemimpin agama dan masyarakat untuk mencegah polarisasi,” kata dia.
Kasus Afrika Tengah
Kekacauan di Afrika Tengah dimulai dengan pemberontakan Séléka tahun lalu dan memaksa Presiden François Bozize melarikan diri pada bulan Maret. Sebuah pemerintahan transisi diharapkan memulihkan perdamaian dan membuka jalan bagi pemilu yang demokratis, tetapi bentrokan bersenjata meletus lagi dan pemerintah transisi tidak berfungsi.
Ribuan orang telah tewas dan lebih dari 600.000 meninggalkan rumah mereka dalam konflik yang semakin ditandai dengan bentrokan antar - komunitas Kristen dan Muslim. “PBB akan membentuk komisi untuk menyelidiki laporan kekejaman. Pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," kata Ban.
"Saya ingin momentum diplomatik ini terbawa ke Tahun Baru," Ban menyatakan. "Kita harus membuat tahun 2014 untuk melindungi rakyat.” Dia mencatat bahwa tahun mendatang akan menjadi periode kunci untuk transisi yang sulit di Afghanistan dan dunia Arab.
Dia mendesak para perunding Israel dan Palestina untuk menunjukkan "kepemimpinan dan pandangan jauh ke depan yang pada akhirnya menghasilkan perjanjian perdamaian yang komprehensif.” (un.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...