Erdogan Bertemu Netanyahu, Hubungan Turki dan Israel Membaik
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bertemu di New York pada hari Selasa (19/9) dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengatakan “hubungan antara kedua negara membaik.”
Setelah lebih dari satu dekade penuh ketegangan, hubungan kedua negara telah membaik dengan adanya kunjungan tingkat tinggi baru-baru ini, termasuk kunjungan Presiden Israel, Isaac Herzog, ke Ankara tahun lalu.
Dalam pertemuan hari Selasa di Markas Besar PBB di sela-sela Sidang Umum PBB tahunan, “kedua pemimpin memutuskan untuk terus memajukan hubungan bilateral di bidang perdagangan, masalah ekonomi dan energi,” kata kantor Netanyahu, dan menyampaikan undangan timbal balik untuk kunjungan “segera.”
Mereka juga membahas “masalah regional dan internasional, termasuk normalisasi antara Israel dan Arab Saudi,” kata pernyataan itu.
Meskipun Arab Saudi bukan salah satu negara Teluk yang menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Perjanjian Abraham tahun 2020 yang ditengahi Amerika Serikat, spekulasi mengenai kesepakatan yang akan datang semakin berkembang.
Riyadh telah berulang kali mengatakan pihaknya akan tetap berpegang pada posisi Liga Arab yang sudah berlangsung puluhan tahun, yaitu tidak menjalin hubungan resmi dengan Israel sampai pendudukan berakhir dan konflik dengan Palestina diselesaikan.
Pada hari Selasa, Erdogan dan Netanyahu juga membahas “perkembangan terbaru mengenai konflik Israel-Palestina,” menurut pernyataan dari kepresidenan Turki.
Erdogan adalah pendukung kuat perjuangan Palestina dan pengkritik keras Israel, namun ia juga telah mengubah strategi regional dengan memulai pendekatan ke Israel setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan, termasuk mengirimkan ucapan selamat kepada Netanyahu setelah kemenangannya dalam pemilu bulan Desember.
Hubungan Ankara dengan Israel membeku setelah serangan Israel terhadap kapal Turki yang membawa bantuan ke Jalur Gaza, wilayah Palestina, yang menewaskan 10 warga sipil pada tahun 2010.
Rekonsiliasi berlangsung setelah ketegangan dari tahun 2016 hingga 2018, ketika Turki menarik duta besarnya dan mengusir duta besar Israel atas pembunuhan warga Palestina dalam serangan Israel di Gaza. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Duta Besar: China Bersedia Menjadi Mitra, Sahabat AS
BEIJING, SATUHARAPAN.COM-China bersedia menjadi mitra dan sahabat Amerika Serikat, kata duta besar C...