FAO: Krisis Pangan Bayangi Sierra Leone
FREETOWN, SATUHARAPAN.COM - Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) pada Selasa (26/8), memperingatkan krisis pangan yang membayangi timur Sierra Leone, saat ini negara Afrika barat yang dilanda wabah Ebola sedang mengisolasikan diri sejak mengumumkan keadaan darurat.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan, sebagian besar korban meninggal di distrik Kailahun pusat wabah Ebola, berusia antara 15 hingga 45 tahun, sehingga menyebabkan kelangkaan buruh tani.
Laporan FAO setelah meneliti selama 10 hari di distrik itu menyimpulkan, bahwa larangan pemerintah untuk menggelar bazar dan pertemuan publik lainnya “menghalangi petani berkumpul dalam jumlah besar untuk melakukan kegiatan bercocok tanam berskala besar.”
“Meroketnya harga barang-barang konsumsi membuat warga mengonsumsi singkong, ubi jalar, pisang dan jagung, dengan banyak petani menggadaikan lahan mereka untuk memenuhi kebutuhan,” kata laporan itu.
Laporan tersebut mengatakan, terjadi kelangkaan bahan pangan di Kailahun, pengekspor utama kopi dan cokelat, akibat desinfeksi di wilayah kematian Ebola terjadi.
Sierra Leone merupakan salah satu negara Afrika barat yang dilanda wabah Ebola terparah, dengan 910 orang positif tertular penyakit itu dan 392 orang meninggal, hampir semuanya terjadi di wilayah timur.
“Petani tidak bisa memanen hasil pertanian yang mereka garap sejak Mei karena wabah Ebola,” ungkap seorang juru bicara kementerian pertanian kepada AFP. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jaga Imun Tubuh Atasi Tuberkulosis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter Spesialis Paru RSPI Bintaro, Dr dr Raden Rara Diah Handayani, Sp.P...