Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 16:18 WIB | Minggu, 14 Agustus 2016

Fidel Castro Muncul di Publik Saat Ultah ke-90

Mantan Presiden Kuba Fidel Castro (kiri). (Foto: AFP)

HAVANA, SATUHARAPAN.COM - Mantan presiden Kuba Fidel Castro tampil di hadapan publik di hari ulang tahun ke-90-nya bersama dengan adik sekaligus penggantinya Raul dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dalam siaran langsung di televisi setempat.

Pemimpin revolusi Kuba itu, yang tidak pernah muncul di publik sejak April, mengenakan jaket putih dan duduk di samping kedua presiden tersebut di sebuah gala yang diselenggarakan di Havana oleh perusahaan bioskop anak-anak Karl Marx Theater, bioskop terbesar di Kuba.

Dalam sebuah artikel yang dirilis media resmi pada Jumat (12/8), Castro menunjukkan bahwa dia kehilangan kesabaran jika menyangkut musuh lamanya Amerika Serikat (AS).

Dia mengkritik Presiden AS Barack Obama karena tidak meminta maaf secara eksplisit dalam kunjungan resminya ke Jepang pada Mei atas keputusan Washington menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 1945.

Dia juga menyebut pengeboman Nagasaki tiga hari kemudian sebagai “setara dengan kejahatan.”

“Itulah sebabnya Anda harus menekankan perlunya memelihara perdamaian dan bahwa tidak ada satu pun yang berhak membunuh jutaan orang,” ucap Fidel Castro.

Putin Ucapkan Selamat Ulang Tahun

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (13/08) mengucapkan selamat ulang tahun ke-90 kepada Fidel Castro yang ia sebut sebagai ‘teman baiknya’.

“Anda sangat dihormati di Rusia sebagai negarawan luar biasa yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani rakyat Kuba,” tulis Putin di sebuah telegram yang diunggah di situs Kremlin.

“Kontribusi pribadi Anda terhadap pengembangan persahabatan dan kerja sama antara negara kita tidak terhitung banyaknya,” kata Putin.

“Saya mendoakan supaya Anda sehat selalu, diberikan umur panjang dan kemakmuran.”

Dicintai sebagai pahlawan dan dibenci sebagai diktator, Castro merupakan salah satu tokoh berpengaruh dalam sejarah modern yang menentang Amerika Serikat untuk mengubah negara kepulauannya menjadi sekutu kuat Uni Soviet.

Hubungan Moskow dan Havana memburuk pascaruntuhnya Uni Soviet karena bantuan keuangan dari Moskow terhenti, memberikan dampak besar terhadap ekonomi utama negara itu. (AFP)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home