Filipina Akan Tampung Warga Afghanistan Yang Mencari Visa AS
Jumlah warga Afghanistan yang melakukan proses mendapat visa AS masih dibahas dan akan terbatas.
MANILA, SATUHARAPAN.COM-"Dalam jumlah terbatas" warga Afghanistan akan tinggal sementara di Filipina sambil diproses untuk pemukiman kembali di Amerika Serikat, kata Manila dan Washington pada hari Selasa (20/8).
Jadwal program tersebut masih dibahas oleh kedua pemerintah dengan keduanya mengatakan hanya "sejumlah terbatas" pemohon visa yang akan dicakup, tanpa mengungkapkan angka pastinya.
Program untuk memproses kemungkinan ribuan pencari suaka Muslim bertemu dengan pertentangan dalam negeri atas dasar keamanan dan alasan lain ketika pertama kali disinggung di hadapan publik Filipina yang mayoritas beragama Katolik tahun lalu.
José Manuel Romualdez, duta besar Filipina untuk Amerika Serikat, mengatakan pada saat itu ada sekitar 50.000 pencari visa tersebut, termasuk keluarga dari mereka yang telah bekerja untuk pemerintah yang didukung AS yang digulingkan oleh Taliban.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, para pelamar akan tinggal di fasilitas yang dioperasikan oleh Koordinator Upaya Relokasi Afghanistan Departemen Luar Negeri AS, kata seorang juru bicara kedutaan kepada wartawan.
Seorang juru bicara departemen luar negeri Filipina mengatakan setiap kandidat pertama-tama harus mendapatkan visa Filipina dan menjalani pemeriksaan medis di Afghanistan.
Ia mengatakan mereka dapat tinggal di negara itu tidak lebih dari 59 hari dan akan "dikurung di fasilitas tempat tinggal mereka" kecuali untuk wawancara konsuler kedutaan mereka.
Washington akan mendukung semua "layanan yang diperlukan" termasuk makanan, perumahan, keamanan, medis, dan transportasi selama mereka tinggal di negara itu.
Puluhan ribu warga Afghanistan meninggalkan negara mereka dalam evakuasi yang kacau pada Agustus 2021 ketika pasukan AS dan sekutu ditarik keluar untuk mengakhiri perang terpanjang Washington, yang diluncurkan setelah serangan 11 September 2001.
Banyak dari mereka yang pernah bekerja dengan pemerintah yang digulingkan yang didukung Barat tiba di Amerika Serikat untuk mencari pemukiman kembali di bawah program visa imigran khusus, tetapi ribuan lainnya juga tertinggal atau berada di negara ketiga, menunggu visa mereka diproses.
Penguasa Taliban Afghanistan bersikeras tidak akan ada bahaya bagi siapa pun yang bekerja sama dengan kekuatan Barat atau pemerintah sebelumnya, dan mendorong mereka yang telah pergi untuk kembali dan membantu membangun kembali negara tersebut. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...