Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:24 WIB | Jumat, 06 Desember 2024

Filipina dan China Saling Tuduh Terkait Konfrontasi di Laut Cina Selatan

Sebuah kapal Penjaga Pantai China memantau nelayan Filipina di atas perahu kayu mereka selama distribusi bahan bakar dan makanan kepada nelayan oleh misi yang dipimpin sipil, Koalisi Atin Ito (Ini Milik Kita), di Laut Cina Selatan yang disengketakan pada 16 Mei 2024. (Foto: dok.AFP)

MANILA, SATUHARAPAN.COM-Penjaga pantai Filipina dan China melaporkan versi yang saling bertentangan tentang konfrontasi maritim di sekitar beting yang diperebutkan di Laut Cina Selatan, pertikaian terbaru dalam sengketa yang sudah berlangsung lama antara kedua negara tetangga tersebut.

Penjaga Pantai China mengatakan empat kapal Filipina telah berupaya memasuki perairan teritorial China di sekitar Beting Scarborough.

Kapal-kapal Filipina telah "secara berbahaya mendekati" "kapal patroli penegakan hukum normal" Penjaga Pantai China, yang mendorong China "menjalankan kendali" atas rekan-rekan mereka, kata Liu Dejun, juru bicara penjaga pantai, dalam sebuah pernyataan.

Namun, Penjaga Pantai Filipina (PCG) mengatakan bahwa kapal angkatan laut dan penjaga pantai Chinatelah mengambil "tindakan agresif" terhadap patroli rutin yang dilakukan olehnya dan biro perikanan.

Sebuah kapal penjaga pantai China menembakkan meriam air dan menyerempet kapal PCG, sementara kapal-kapal Filipina menghadapi "penghalang, pembayangan, dan manuver berbahaya" dari kapal angkatan laut dan penjaga pantai China, kata juru bicara PCG.

Insiden tersebut menyusul pertengkaran diplomatik pada bulan November setelah China menarik "perairan teritorial" dasar di sekitar beting tersebut, yang diklaim Beijing sebagai Pulau Huangyan. Manila dan Beijing telah berselisih di laut tahun lalu, termasuk di Beting Scarborough, daerah penangkapan ikan utama.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, termasuk Beting Scarborough, yang telah membuat marah negara-negara tetangga yang mempermasalahkan beberapa batas yang mereka katakan memotong zona ekonomi eksklusif mereka.

China menolak putusan tahun 2016 oleh Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag bahwa klaim ekspansif Beijing tidak memiliki dasar hukum internasional. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home