DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
16:23 WIB | Kamis, 27 Agustus 2015
Film Nabi Muhammad Premiere di Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Meskipun menuai banyak kritik dari umat Islam tentang penggambaran Nabi, sebuah film kontroversial tentang kehidupan Nabi Muhammad akan diputar perdana di Iran malam ini.
Film Iran berjudul "Muhammad" dijadwalkan premiere di Iran hari ini, Kamis (27/8), adalah episode pertama dari trilogi kehidupan Nabi Muhammad. Pembuatan film berdurasi 171 menit ini membutuhkan waktu hingga tujuh tahun dengan menghabiskan 40 juta dolas AS yang sebagian didanai pemerintah Iran.
Sejak proses pembuatan, film yang banyak dibintangi aktor terkenal Iran ini menjadi kontroversi. Dalam Al Quran tidak secara eksplisit melarang gambar visual dari Nabi Muhammad, tetapi banyak kaum Muslim -khususnya Muslim Sunni- percaya bahwa penggambaran Nabi mendorong ke penyembahan berhala.
Dalam sebuah wawancara, sutradara "Muhammad" Majid Majidi mengatakan dia memutuskan tidak pernah menunjukkan wajah Nabi dalam film untuk menghindari kontroversi tersebut. Nabi Muhammad hanya ditampilkan sosoknya dari samping, atau dengan membelakangi kamera, dan di satu adegan diperlihatkan matanya.
"Setiap orang tentu penasaran untuk melihat Nabi dalam film, tetapi Anda tidak bisa melihat wajahnya," kata Majidi pada Middle East Online, Selasa (25/8) di Teheran.
Namun, masih banyak yang mengecam film tersebut. Sebuah pernyataan dari Al-Azhar, pusat teologis terbesar Islam Sunni di dunia, mengatakan bahwa "sangat keberatan menggambarkan Nabi dan Rasul dalam seni", penggambaran itu "sama saja dengan meremehkan status rohani mereka."
"Aktor yang memainkan peran ini kemudian dapat memainkan penjahat, dan pemirsa dapat mengaitkan karakter ini dengan kriminalitas," tambah juru bicara Al-Azhar, Abdel Dayyem Nosair.
Majidi tetap berharap bahwa film garapannya dapat membantu meningkatkan citra Islam, sebuah nama yang katanya telah "dicuri" kelompok-kelompok ekstremis seperti Negara Islam atau ISIS.
"Interpretasi yang salah tentang Islam telah muncul. Menunjukkan gambar kekerasan Islam (di dunia Barat), dan kami percaya mereka tidak memiliki hubungan apapun dengan Islam yang benar," jelasnya.
"Pasti, beberapa negara seperti Arab Saudi akan memiliki masalah dengan film ini tetapi banyak negara-negara Islam -termasuk Turki, Indonesia, Malaysia dan banyak orang lain di Asia Tenggara- sudah meminta," kata Majidi.
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...